Umat Islam merupakan golongan yang telah dibimbing untuk dapat mempersiapkan bekal menuju akhirat kelak. Hal tersebut dapat diketahui melalui kehadiran sosok yang paling mulia di muka bumi ini, yakni Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain merupakan rahmat bagi alam semesta beliau juga sejatinya adalah suri tauladan terbaik bagi umat Islam. Mempersiapkan hari menuju akhirat juga bagian dari perkara yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada dirinya.
Namun, Allah menghendaki bahwa hal tersebut juga dilakukan oleh umat Islam. Memperhatikan setiap hal yang kita perbuat untuk bekal akhirat kelak adalah tanda dari keimanan dan ketakwaan seseorang. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59] : 18)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada hamba-Nya untuk senantiasa mempersiapkan diri menuju hari akhir. Dunia sejatinya hanyalah tempat belajar. Setiap orang akan melalui saat-saat untuk mempelajari banyak hal. Setelah proses belajar tersebut selesai, kita akan melalui beragam ujian. Ujian yang hadir adalah cara bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menaikkan derajat hamba-Nya. Bagi mereka yang mampu melewati ujian tersebut tentu saja akan mampu melewati hari perhitungan di akhirat kelak.
Maka dari itu, semasa hidup di dunia seseorang dianjurkan untuk dapat memperhatikan diri sendiri. Hal ini tidaklah dimaksudkan agar kita menjadi pribadi yang anti sosial. Sebaliknya, memerhatikan diri sendiri memiliki makna bahwa kita memerhatikan hal apa saja yang telah kita lakukan untuk bisa memeroleh bekal menuju akhirat kelak. Beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan kunci utama dari terselamatkannya kehidupan dunia dan akhirat kita.