Sejatinya sifat alami manusia sulit sekali mencapai kepuasan. Hal tersebut membuat sebagian besar di antara kita kerap kali tergopoh – gopoh mengejar nikmat dunia, terutama harta yang berlimpah. Pada kondisi ini, sering kali perasaan kikir hadir untuk sekedar membelanjakan harta di jalan Allah.
Sayangnya, jarang sekali ada yang menyadari bahwasanya ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk bersedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Kamu bersedekah saat sehat, kikir, takut miskin dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-bagikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah (pada saat di ujung nyawa seperti itu), harta memang untuk si Fulan (yakni akan diwarisinya).” (HR. Muslim no. 1713)
Hadist di atas meriwayatkan tentang anjuran Rasulullah pada umatnya terkait kebaikan bersedekah saat ingin sekali memeroleh limpahan harta. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, pasalnya ketika orang tengah dalam proses mencapai suatu hal maka ia sering kali lupa pada nikmat yang Allah berikan.
Sebaliknya, jika ia tetap mengingat Allah di tengah upayanya mencapai limpahan harta maka dapat disimpulkan bahwasanya ia tak ingin menikmatinya seorang diri saja. Ada kebutuhan pihak lain yang juga menjadi tanggungannya. Tentu Allah SWT sangat menyenangi perbuatan baik ini.
Oleh karena itu, sebagai Muslim yang baik sudah sepatutnya bagi kita untuk dapat selalu memerhatikan sesama. Meskipun tengah berjuang mencapai kesuksesan dunia, pastikan selalu bahwa kita ingat untuk berbagi hal yang disenangi Allah. Dengan begitu, Allah pun akan mempermudah jalan sukses untuk kita.