Dalam upaya penyebaran agama Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus orang – orang terpilih yang terpercaya dan memiliki ketabahan luar biasa. Saat ini, kita mengenal mereka dengan sebutan Rasul. Tak seperti kebanyakan manusia biasa, para Rasul memiliki karakteristik yang mulia. Di antara kekayaan sifat baik tersebut ada yang sangat utama, yakni Ulul Azmi. Rasul Ulul Azmi dikisahkan sebagai utusan – utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi cobaan saat berupaya menyebarkan agama Islam.
Terdapat 5 Rasul yang memiliki karakteristik Ulul Azmi. Salah satu di antaranya adalah Nabi Nuh A.S. Dalam upaya menyampaikan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Nuh A.S diberatkan oleh cobaan di mana pada saat itu banyak dari kaumnya yang tidak memercayai apa yang diperintahkan Allah pada dirinya. Mereka mengingkari keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, mereka juga tidak segan mengolok – ngolok Nabi Nuh A.S sebagai manusia yang tidak sedikit pun memiliki kelebihan dibanding mereka. Yang lebih menyakitkan, istri dan anak Nabi Nuh A.S yakni Kan’an termasuk ke dalam golongan tersebut.
Maka dari itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan wahyu pada Nabi Nuh A.S untuk membuktikan keesaan – Nya sekaligus memberikan azab pada mereka yang ingkar. Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat. Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.””(QS. Hud: 36-37)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada Nabi Nuh A.S untuk tidak berkecil hati dengan cobaan yang menimpa dirinya. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji akan mendatangkan azab yang besar pada kaum Nabi Nuh A.S yang mengingkari keberadaan – Nya. Maka diperintahkanlah ia untuk membuat kapal yang besar karena Allah sesegera mungkin akan mendatangkan azab tersebut pada mereka. Sayangnya, hanya sedikit dari kaum Nabi Nuh A.S yang mau mengikuti petunjuknya. Bahkan istri dan anaknya, Kan’an tetap bersikeras tidak memercayai keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Setelah kapal selesai dibangun, maka masuklah Nabi Nuh A.S dan kaumnya yang beriman bersama dengan sepasang dari segala jenis hewan. Pada saat itu juga, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendatangkan azabnya berupa air bah yang dalamnya tak terkira. Kapal Nabi Nuh A.S terombang ambing mengikuti gelombang air bah yang tingginya menyerupai gunung. Di saat yang bersamaan, Nabi Nuh A.S mengajak Kan’an untuk masuk ke dalam kapal dan meninggalkan kekafirannya. Namun ia tetap menolak dan mati tenggelam karena azab Allah. Begitulah kiranya kisah ketabahan hati Nabi Nuh A.S. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisahnya yang luar biasa.