Di antara banyak keutamaan menjadi seorang penghafal Qur’an adalah bahwa ia akan mendapat sekaligus memberikan syafaat di akhirat kelak. Hak istimewa tersebut diterimanya bersamaan dengan pahala berlipat ganda dan kedudukan terbaik di Surga. Namun, di balik setiap keutamaan ini sejatinya seseorang yang berupaya menghafal sekaligus mengamalkan Qur’an telah mendapat petunjuk yang bermanfaat untuk kebaikan dirinya sendiri.
Sebagaimana dalam al – Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“…dan agar aku membacakan Al-Qur’an (kepada manusia). Maka barangsiapa mendapat petunjuk maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa sesat, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.” (QS. An-Naml: 92)
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala pada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membacakan al – Qur’an pada umatnya sebagai bentuk penyempurnaan dari wahyu terbesar yang diterimanya. al – Qur’an berisikan tentang rahasia sekaligus dalil atas kekuasaan Allah yang dapat kita lihat dari terciptanya alam semesta. Maka dari itu, barang siapa yang mampu memahami isinya dan mengamalkannya dengan baik tentu sejatinya ia telah mendapat sebenar – benarnya petunjuk yang paling bermanfaat bagi kebaikan dirinya sendiri.
Petunjuk inilah yang kelak akan mengantarkan dirinya pada rangkaian keistimewaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak hanya sekedar menjadi atau pun menerima syafaat saja, orang yang mendapat petunjuk melalui al – Qur’an juga termasuk dalam golongan terbaik. Ia akan mendapatkan pengawalan dari malaikat Allah. Bahkan, pahala yang ditimbunnya dari perbuatan menghafalkan al – Qur’an setara dan sebaik layaknya pedagang yang tidak merugi. Begitulah sejatinya hak istimewa dari mereka yang mampu mengamalkan petunjuk terbaik umat Islam, yakni al – Quranul Karim.