Bulan Ramadhan selalu menawarkan begitu banyak keistimewaan. Namun, tak semua orang bisa dengan mudah mendapatkannya. Hanya mereka yang benar-benar apik dalam memanfaatkan kesempatan tersebut yang mampu merasakan keistimewaan bulan suci ini. Di antara banyak orang yang mungkin berpeluang menerima balasan istimewa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah mereka yang senantiasa memuji kebesarannya.
Salah satu keistimewaan yang bisa diperoleh tersebut adalah mendapatkan ampunan. Sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
Dari hadist di atas dapat diketahui bahwa ampunan Allah adalah hak bagi mereka yang senantiasa mensyukuri nikmat dari-Nya. Mengucapkan ‘alhamdulilah’ adalah bentuk rasa syukur sekaligus memuji kebesaran-Nya. Tidak hanya itu, seseorang juga akan merasakan ketenteraman dan ketenangan jiwa jika menghabiskan kesempatan menikmati Ramadhan dengan terus memuji Allah Ta’ala. Sebagaimana dalam al-Qur’an, Allah berfirman,
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. al-Ra’d: 28)
Memuji kebesaran Allah Ta’ala serta mengingat keberadaan-Nya dapat menambah keimanan dalam hati kita. Hal ini juga mampu menjadi langkah untuk memperluas kesempatan kita guna memeroleh pahala berlipat-ganda. Dari Abu Abdillah a.s, beliau berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Orang yang menyantap makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya. Orang yang sehat yang mensyukuri kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung penderitaan (jasmani)-nya dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia mendapat pahala yang sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu Hurairah dan al-Qudha’i)
Hadist di atas menjelaskan tentang keistimewaan lain dari sikap memuji kebesaran Allah Ta’ala. Hal ini bahkan semakin utama jika dibarengi dengan perbuatan senantiasa mensyukuri nikmat dari-Nya. Pahala berlipat-ganda menjadi hak bagi mereka yang benar-benar menghabiskan waktu sekaligus kesempatan di bulan Ramadhan untuk selalu memuji kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala.