Sejatinya sifat alami manusia sering kali diimbangi dengan kekurangan sekaligus kelebihan masing – masing. Hal inilah yang terkadang menjadi jalan untuk terjalinnya hubungan yang baik termasuk pula kemungkinan perselisihan yang terjadi. Sebagai seorang Muslim sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk dapat menghidari apapun bentuk perselisihan.
Namun, bagaimana jika kita justru tengah berada di antara dua orang yang berselisih paham? Terkait hal ini Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan hal yang sangat utama. Tepat sekali, langkah yang bisa kita lakukan adalah mendamaikan mereka. Bukan tanpa sebab, hal ini sejatinya memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan kewajiban menjalankan ibadah puasa, sholat, dan sedekah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Maukah kukabarkan kepada kalian perkara yang lebih afdal dibandingkan derajat puasa, shalat, dan sedekah?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja.” Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbaikilah (hubungan) di antara sesama kalian. Dan rusaknya hubungan adalah pencukur (perusak agama).” (HR. Abu Daud, no. 4919 & Tirmidzi, no. 2509)
Hadist di atas meriwayatkan tentang kebaikan dari perbuatan mendamaikan orang yang berselisih paham. Bahkan hal ini dianggap lebih utama dibanding dengan menjalankan rangkaian ibadah wajib. Bukan tanpa alasan, pasalnya di balik perilaku ini terdapat manfaat yang sejatinya bisa dirasakan oleh banyak orang. Ya, dua orang yang didamaikan tersebut akan kembali menjadi saudara.
Sekiranya, hal inilah yang merupakan jati diri dari masyarakat Muslim. Islam mengajarkan bahwa setiap umat Muslim adalah saudara. Perbuatan mendamaikan orang yang berselisih paham mampu menumbuhkan memperbaiki akhlak manusia sekaligus menumbuhkan rasa kepedulian satu sama lain. Dengan begitu, perselisihan dapat dihindarkan dan kehidupan antar umat pun dapat berjalan aman dan damai.