Keimanan sejatinya merupakan perkara abstrak. Keyakinan hati pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan serta merta taat terhadap perintah-Nya sekaligus menjauhi larangan-Nya adalah wujud dari adanya keimanan dalam diri seseorang. Namun, pada kenyataannya keimanan menyangkut hal yang lebih luas. Perilaku dan kebiasaan sehari-hari sejatinya juga dapat mencerminkan keberadaan iman dalam hati seseorang.
Tepat sekali, orang yang beriman tak hanya menjaga keyakinannya pada Allah semata tapi juga berupaya untuk dapat tampil baik di mata-Nya. Terkait hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kerap kali menyampaikan pada umatnya bahwa keadaan iman seseorang dapat terlihat dari kebiasaannya dalam menjaga kebersihan. Dari Abu Malik Al Asy’ari ia berkata bahwasanya Rasulullah pernah bersabda,
“Kebersihan adalah setengah keimanan,”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan keimanan seperti keadaan yang suci. Hal yang sama juga turut menjadi cerminan dari diri seseorang yang tertanam keyakinan kuat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang beriman akan selalu berusaha menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Bukan tanpa alasan, pasalnya mereka memahami bahwa perkara tersebut adalah modal utama untuk dapat melakukan ibadah pada Allah.
Ibadah memerlukan keadaan diri yang baik lagi suci. Hal tersebut juga menjadi salah satu syarat diterimanya ibadah kita oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana tidak? Allah secara pribadi pun begitu amat mencintai orang-orang yang bersih lagi selalu berupaya menyucikan diri. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. al-Baqarah: 222)
Ayat di atas adalah bukti nyata dari kecintaan Allah terhadap segala sesuatu yang suci, termasuk hamba-Nya. Bukan tanpa alasan, pasalnya diri yang selalu terjaga suci dan bersih adalah wujud nyata dari ketaatan umat Islam pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kebersihan membantu kita menjalani hidup lebih baik. Cara berpikir pun menjadi lebih terang dan terarah. Kondisi ini tentu membantu kita untuk dapat memutuskan hal yang tepat.
Dengan begitu, diri kita akan mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Perkara-perkara maksiat pun dapat terhindarkan karena dalam hati kita telah tertanam keimanan yang sangat kuat. Inilah fungsi nyata dari kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Segala hal yang kita lakukan dalam kondisi suci tentu saja dapat mendatangkan dampak yang baik bagi kehidupan kita, di dunia mau pun di akhirat kelak.