Memiliki harta yang berlimpah dan anak yang soleh juga solehah tentu merupakan kebanggan tersendiri bagi orang tua. Bagaimana tidak? Melalui kecukupan harta, kita mampu menjalani sekaligus meneruskan kehidupan bersama keluarga tercinta. Sementara anak yang soleh dan solehah diyakini mampu menjadi jalan kedua orang tua ke Surga. Meski pun begitu, hendaknya baik harta maupun anak tidak sepatutnya menjadikan orang tua berbangga – bangga hati.
Bukan tanpa alasan, pasalnya kedua hal tersebut sejatinya hanyalah perhiasan dunia yang tidak kekal jika kita tidak membenahinya dengan tepat. Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al – Kahf: 46)
Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan pada hambanya untuk tidak terlalu cinta pada harta dan anak – anak mereka. Harta mungkin saja menjadi suatu hal yang dibutuhkan. Namun, jika kecintaan kita terhadap harta lebih besar dari pada Allah, ketahuilah bahwa hal tersebut tidak memberikan dampak signifikan hingga ke akhirat kelak. Begitu juga dengan anak keturunan, kecintaan kita pada mereka hendaknya mampu membawa kita semakin dekat dengan Allah. Ya, anak yang banyak mungkin merupakan rejeki dan kenikmatan yang tak ternilai harganya.
Namun ketahuilah bahwa anak keturunan juga merupakan titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu, kelak mereka juga akan dimintai pertanggung-jawabannya di akhirat kelak. Agar anak dapat menjadi syafaat, penting bagi orang tua untuk menanamkan ketauhidan dalam hati mereka. Sebaliknya, dari pada kecintaan kita pada kedua hal tersebut, hendaknya amal ibadah menjadi hal yang patut kita utamakan. Pahala melakukan amal saleh lebih baik dari pada kepemilikan harta dan anak – anak. Ini karena, fungsi dari setiap amal kebajikan yang dilakukan dapat selalu dirasakan hingga akhirat kelak.