Memiliki pendapat yang berbeda tentu saja merupakan hal wajar yang sering terjadi dalam kehidupan sosial. Bagaimana tidak? Setiap orang dilahirkan dengan latar belakang keluarga sekaligus tumbub dengan kebiasaan dan lingkungan yang berbeda. Maka dari itu, adanya perbedaan pendapat antar satu orang dengan orang lain tentu saja menjadi perkara yang tidak dapat terelakkan.
Meskipun begitu, hendaknya perbedaan tersebut tidak menjadikan dua orang jadi mudah berselisih paham. Bukan tanpa alasan, pasalnya perselisihan hingga enggan mengadakan perdamaian mampu menjadi penyebab utama tertutupnya pintu-pintu Surga. Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka akan diampuni semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali dua orang laki-laki yang terdapat permusuhan antara dia dengan saudaranya. Maka dikatakan: ‘Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai. Tangguhkan oleh kalian kedua orang ini, sampai keduanya berdamai.’” (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari perdamaian. Tepat sekali, perselisihan antar sesama adalah hal biasa yang terjadi dalam kehidupan. Namun, umat Islam dianjurkan untuk bisa sesegera mungkin mengakhirinya dengan perdamaian. Perdamaian mampu menimbulkan hubungan silaturahmi yang baik. Hal ini menjadi alasan penting bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk membuka pintu Surga pada hamba-Nya.
Tepat sekali, pintu Surga sejatinya dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Di saat tersebut, Allah menurunkan ampunannya pada siapa pun kecuali dua orang yang berselisih paham sampai mereka benar-benar berdamai. Tentu, kriteria untuk mendapatkan ampunan Allah Ta’ala ini sejatinya bukanlah hal yang sulit dicapai. Hanya saja, tingginya ego seseorang menjadikannya sulit untuk dilakukan.
Mempertahankan perselisihan hingga enggan berdamai adalah hal yang sangat merugikan. Di saat orang lain berkesempatan mendapatkan ampunan, mereka yang tetap mempertahankan keegoisan hanya akan menatap diam kebaikan yang Allah berikan pada hamba-Nya yang lain. Maka dari itu, hendaknya kita menghindari diri dari sifat egois antar sesama. Perbedaan pendapat sejatinya bukan alasan tepat untuk mempertahankan perselisihan.
Sebaliknya, sebagai umat Islam kita dituntut untuk dapat berlapang hati memahami perbedaan. Jika memang tidak dapat menerima, maka biarkan orang lain memahaminya dengan cara mereka sendiri selama tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Dengan begitu, perselisihan dapat dihindari. Bahkan, keistimewaan terbukanya pintu Surga di hari Senin dan Kamis sesuai dengan janji Allah Ta’ala tentu saja bisa menjadi miliki kita.