Indahnya Mengelilingi Ka’bah dengan Memperbanyak Tawaf

Setelah berniat dan memakai pakaian ihram, jamaah haji akan memulai ibadahnya dari Miqat. Setelah itu, mereka akan memberhentikan segala kegiatannya dan menghabiskan waktu semata-mata untuk berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai puncak utama dari ibadah haji. Selanjutnya, para jamaah akan melanjutkan rangkaian ibadah dengan melakukan rukun haji ketiga, yakni Tawaf. Tawaf adalah aktifitas yang dilakukan jamaah haji dengan cara berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali di Masjidil Haram.

Sebagaimana dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

Perbanyaklah thawaf di Baitullah ini sebelum diangkat. Ia sudah runtuh dua kali dan akan diangkat ketiga kalinya,” (HR. Bazzar, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Hadist di atas menjelaskan tentang anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya untuk senantiasa memperbanyak Tawaf. Saat bertawaf, para jamaah tak hanya berjalan mengelilingi rumah Allah saja tapi juga dianjurkan memperbanyak doa. Tidak hanya itu, jamaah haji juga wajib memastikan bahwa diri mereka berada dalam keadaan suci dari hadas kecil atau hadas besar. Titik awal aktifitas Tawaf adalah dari tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad di salah satu sudut Ka’bah. Titik akhirnya pun juga harus di tempat yang sama.

Terkait hal ini, ada makna tersendiri yang bisa kita pahami. Titik awal Tawaf mempunyai makna bahwa kita memulai hidup dan berakhir sama yaitu akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan merenungi perumpamaan ini diharapkan umat Islam dapat memanfaatkan ibadah hajinya dengan sebenar-benarnya. Dengan demikian, harapan haji yang mabrur dapat tercapai. Semoga kita menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang terpilih untuk melaksanakan ibadah haji, baik secara pribadi maupun bersama dengan orang-orang terkasih.