Ikatan Da’i Indonesia Jawa Barat Sorot Pendirian Monumen Bung Karno

Bung Karno atau yang kita kenal juga dengan Soekarno adalah Presiden Republik Indonesia Pertama. Di saat yang bersamaan, beliau juga diketahui menjadi pihak yang berperan aktif sebagai Prokalamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Demi menghormati sosok utama dirinya, akan kembali diresmikan monumen Bung Karno yang kelak akan ditempatkan di Kabupaten Bandung Barat. Namun, kabar ini nampaknya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak mengingat pendiriannya memakan biaya yang diperkirakan hampir menghabiskan 15 Miliar.

Pandangan serupa juga timbul dari Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Se-Jawa Barat. Melansir Hidayatullah.com, IKADI menolak pembangunan monumen Bung Karno yang memakan biaya besar tersebut. Hal ini dikarenakan pihaknya menyatakan bahwa upaya menghormati sosok Bung Karno tak melulu harus dilakukan dengan cara tersebut. Sebaliknya, bangsa Indonesia hendaknya harus dapat berperan aktif untuk meneruskan cita-cita mulia Bung Karno. Hal tersebut disampaikan langsung oleh IKADI secara resmi yang juga telah ditanda-tangani oleh Dr. (HC). KH. Arif Ramdani, Lc, MH selaku Ketua Umum dan Mohammad Agus Solihin, M.T (Sekum).

Melalui perwakilannya tersebut, IKADI menyatakan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menghomati sosok Bung Karno adalah dengan menjadi bangsa yang maju, mandiri dan bermartabat, serta menanamkan spirit perjuangan beliau khususnya kepada generasi muda. Tidak hanya itu, IKADI juga menimbang bahwa saat ini situasi Jawa Barat lebih membutuhkan perhatian karena masih menghadapi berbagai persoalan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastrukrur dan peningkatan SDM.

Sementara, pembangunan monumen Bung Karno dianggap tidak mendesak sehingga hendaknya Jawa Barat memprioritaskan hal lain seperti pengentasan kemiskinan, pemerataan pendidikan, pembenahan infrastruktur, pembukaan lapangan kerja, dan program lainnya yang manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat. Tak hanya itu, hal penting lainnya adalah pembangunan monumen dianggap cukup kontradiktif dengan situasi dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang religius dan mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat berpotensi menjadi sumber penyimpangan aqidah bagi kaum Muslimin.