Keutamaan Ramadhan sering kali disangkut-pautkan dengan bulan Syawal. Bagaimana tidak, pada keduanya terdapat perintah dan anjuran untuk berpuasa. Mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan dan melanjutkan selama enam hari di bulan Syawal segera mendapatkan kebaikan berupa pahala seperti berpuasa selama satu tahun lamanya. Meski pun demikian, sejatinya ada aturan yang wajib kita ikuti agar keutamaan bulan Syawal bisa kita dapatkan. Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata,
“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang Muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391)
Kebaikan bulan Syawal mungkin saja merupakan hal indah yang bisa didapatkan oleh umat Islam. Namun, kita tetap perlu lebih dahulu memerhatikan kewajiban yang terlewatkan. Hutan puasa di bulan Ramadhan hendaknya dapat terlebih dahulu dilunasi. Bukan tanpa alasan, pasalnya kebaikan berpuasa enam hari di bulan Syawal tergantung pada ibadah puasa yang kita jalankan di bulan Ramadhan. Segala macam qodho wajib dipertanggung-jawabkan.
Bahkan, Ibnu Rajab Al-Hambali menyatakan bahwa qodho puasa Ramadhan lebih utama dijalankan dari pada puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan keduanya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menurunkan kebaikan tersebut pada hamba-Nya. Pahala seperti berpuasa selama satu tahun lamanya bukanlah hal yang mudah didapatkan. Namun kebaikan tersebut juga tidak sulit untuk diupayakan. Hanya mereka yang memiliki ketulusanlah yang mampu memeroleh kebaikan tersebut.