Keutamaan Dzulhijjah nampaknya tak sampai di situ saja. Selain menjadi saksi dari tulusnya niat umat Islam dalam menunaikan ibadah haji, bulan ini sejatinya juga alasan bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang ingin membuktikan ketaatan mereka pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara menunaikan ibadah kurban. Meski pun demikian, sejatinya kemuliaan Dzulhijjah telah ada sejak awal bulannya bergulir. Hal ini dapat diketahui dari datangnya berbagai keutamaan yang dapat menjadi hak bagi umat Islam yang menunaikan berbagai amalan, terutama puasa sunah. Selain puasa di sepuluh hari pertama Dzulhijjah, amalan sunah lain yang tak kalah utamanya adalah puasa Arafah.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi sebagai berikut ini,
“ … Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang…” [Shahih riwayat Imam Muslim (3/168), Abu Dawud (no. 2425), Ahmad (5/297, 308, 311), Baihaqi (4/286) dan lain-lain]
Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan dari puasa Arafah. Puasa Arafah sendiri adalah puasa sunah yang ditunaikan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijjah. Ibadah ini hukumnya adalah sunat. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa kaum Muslimin dan Muslimat yang menunaikan puasa Arafah akan mendapatkan keutamaan berupa dihapuskannya dosa satu tahun yang telah lalu. Tak hanya itu, Rasulullah juga mendoakan bahwa siapa saja yang menunaikan puasa Arafah juga akan dijamin mendapatkan ampunan atau dihapuskan dosanya satu tahun yang akan datang. Keutamaan ini tentu saja menjadi kebaikan yang sangat jarang didapatkan.
Maka dari itu, ada baiknya jika kita bisa memanfaatkan kesempatan datangnya bulan Dzulhijjah tahun ini dengan memperkaya berbagai amalan sunah, salah satunya adalah ibadah puasa di hari Arafah. Selain itu, hendaknya kita juga menyempatkan diri untuk bisa menyibukkan hari Arafah dengan berbagai amalan lainnya. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk dapat memperbanyak doa karena sebaik-baiknya doa adalah di hari Arafah. Tak hanya itu, beliau juga mengingatkan umatnya untuk senantiasa berdzikir di hari hari utama tersebut dengan kalimat LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu). Yang terakhir dan tak kalah penting, umat Islam juga sebaiknya memperbanyak takbir dan sedekah di hari Arafah.