Berzakat, Upaya Baik Bersihkan Keimanan

Kebersihan adalah hal yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa menjaga kebersihan. Tak hanya diri dan lingkungan saja, keimanan bahkan juga perlu dibersihkan. Terkait hal ini, tentu saja kita bertanya-tanya tentang hal apa yang mungkin mampu membersihkan keimanan? Nyatanya, keimanan dalam hati seseorang mampu dibersihkan dengan sigap dalam menunaikan kewajiban berzakat.

Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

Zakat adalah bersih-bersihnya iman.” (Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitab Tanqih al-Qaul al-Hatsits)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu fungsi zakat bagi umat Islam. Zakat pada kenyataannya bukan sekedar jalan untuk menyucikan harta dan simpanan semata. Menunaikan kewajiban ini juga mampu memberikan dampak baik bagi keimanan kita. Tepat sekali, menurut Rasulullah zakat bekerja sebagai pembersih keimanan seseorang. Iman atau keyakinan mungkin saja telah ada dalam hati. Namun, tampilannya tak melulu sempurna.

Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk dapat selalu memperbarui keadaannya. Iman yang bersih didapatkan dari hati yang selalu merasa lapang dalam menunaikan kewajiban berzakat. Bukan tanpa sebab, pasalnya aktifitas berbagi pada orang lain mampu menimbulkan perasaan senang. Hal ini juga membantu diri kita memulihkan keimanan pada Allah Ta’ala. Hal tersebut dapat terjadi lantaran adanya perasaan bersyukur yang timbul kala berzakat.

Berbagi pada sesama memungkinkan kita untuk dapat selalu mensyukuri keadaan yang ada. Dengan begitu, keimanan kita terhadap Allah dapat selalu diperbarui bahkan bukan tidak mungkin menjadi semakin bersih dan murni. Begitulah sejatinya kinerja dari zakat. Harta yang dizakatkan pun menjadi semakin suci. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik dalam diri kita di mana keberkahan bisa datang sekaligus menghiasi hidup kita.