Bahaya bagi Penista Agama dan Cara yang Dianjurkan Menghadapinya

Akhir-akhir ini marak pemberitaan tentang kasus penistaan agama dimana seseorang dengan mudahnya mengucapkan basmallah saat akan menyantap makanan haram. Persoalannya mungkin saja dianggap sepele oleh beberapa kalangan. Namun, pada dasarnya hal tersebut termasuk dalam perihal yang menjadikan agama senda gurau belaka. Sungguh sejatinya hal ini bukanlah perkara biasa. Kasus penistaan agama jika dibiarkan dapat membuat dasar agama menjadi melenceng dan dianggap main-main.

Umat Islam sejatinya tidak boleh berdiam diri, tapi juga dianjurkan untuk tidak main hakim sendiri. Bukan tanpa alasan, pasalnya penistaan agama adalah bagian dari kekafiran dan menyebabkan datangnya adzab yang besar. Sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung selain Allâh dan tidak pula pemberi syafaat. Meskipun dia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu darinya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka) karena apa-apa yang telah mereka lakukan. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan adzab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” [Al-An’am/6:70]

Ayat di atas menjelaskan tentang bahaya dari tindak penistaan agama. Selain merupakan bentuk dari kekafiran, penista agama kelak akan dijerumuskan ke dalam Neraka sebagai bentuk ganjaran yang ia terima. Tidak hanya itu, para penista agama juga akan diberikan minuman dari air yang mendidih sebab dari apa yang telah mereka lakukan di dunia. Dengan cara apa pun mereka menebus kesalahan tersebut, Allah Ta’ala tidak akan menerimanya sementara Allah adalah satu-satunya pelindung dan pemberi syafaat utama.

Lantas, apa yang perlu kita lakukan dalam menghadapi para penista agama? Terkait hal ini, umat Islam tidak diperkenankan untuk menganggapnya sebagai persoalan sepele apa lagi jika merasa biasa saja saat agama Islam diolok-olokan. al-Qur’an mengajarkan kita untuk tidak lagi membina hubungan dengan para penista agama. Bahkan, jika memungkinkan umat Islam dianjurkan untuk bisa memperingatkan para penista agama tentang akibat dari kesalahan yang mereka perbuat. Itulah sesederhananya hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapi para penista agama.