Aturan Utama dalam Berhutang Agar Memeroleh Pertolongan Allah

Masalah finansial sering kali menjadi salah satu perkara yang cukup memberatkan bagi seseorang. Entah itu hidup dalam keterbatasan materi atau justru terlilit dalam masalah pinjam meminjam yang tak jua kelar, keduanya merupakan urusan yang sangat menguras tenaga dan pikiran. Bagaimana tidak? Kemampuan secara finansial pada dasarnya belum menjadi keahlian setiap orang. Beberapa di antara kita pada akhirnya mencari jalan keluar dengan berhutang. Meski pun demikian, perlu kita ketahui bahwa Islam tidak melarang cara ini. Hanya saja, kita dianjurkan untuk bisa bertanggung jawab. Saat terpaksa memutuskan berhutang, pastikan diri kita untuk memasang niat agar segera dapat melunasinya.

Bukan tanpa sebab, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan segala urusan keuangan kita tersebut selama kita benar-benar bertanggung jawab. Hal ini sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut ini,

Tidaklah seorang hamba memiliki niat untuk melunasi hutangnya kecuali pasti ada pertolongan Allah untuknya.” (Shahihu al-Jaami, 5734)

Kepada para sahabat dan umatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan senantiasa menurunkan pertolongannya pada siapa saja orang yang dalam kesulitan materi terutama ketika akhirnya harus berhutang. Tentu saja pertolongan yang dimaksud ini hanya akan datang apa bila ia benar-benar berniat untuk dapat sesegera mungkin melunasi pada yang memberikan hutang. Bukan tanpa alasan, selain merupakan bentuk tanggung jawab, melunasi hutang sejatinya juga perkara terkait mengembalikan apa yang merupakan milik orang lain. Bahkan Allah juga akan memudahkan jalannya. Sebaliknya, apa bila kita berhutang namun telah terpasang niat untuk tidak melunasinya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pun juga akan mempersulit jalan penyelesaiannya.

Inilah mengapa sering kita menyaksikan orang-orang yang terlilit hutang dan tidak berniat untuk membayarnya lalu harus melarikan diri. Bahkan beberapa di antara mereka hidup dalam keadaan tidak nyaman karena selalu dalam ras waswas akibat hutang  tersebut. Sesungguhnya, seluruh kesengsaraan ini berawal dari niat jahat yang memang tidak ingin melunasi pinjaman finansial. Oleh karenanya, jika kita pada akhirnya memang harus menempuh jalan hutang pastikan selalu agar kita benar-benar akan melunasinya. Jika tidak, maka Allah pun juga akan mempersulit hidup dan keadaan kita sebagaimana kesulitan yang dirasakan oleh orang yang memberikan pinjaman dan mengejar-ngejar tanggung jawab kita dalam melunasinya.