Akhir Ramadhan sejatinya mengandung kebahagiaan sekaligus kesedihan. Bagaimana tidak? Tak lama lagi kita akan menuju hari kemenangan. Namun, hal tersebut menandakan bahwa kesempatan kita untuk bisa memeroleh berkah dan ramhat Allah Subhanahu wa Ta’ala segera habis. Sungguh, hal ini membuat umat Islam cukup khawatir apakah dapat kembali bertemu dengan bulan suci yang pernuh keutamaan dan kemuliaan ini.
Maka dari itu, kita dianjurkan untuk dapat memanfaatkan sisa Ramadhan dengan tepat. Memperbanyak ibadah adalah hal yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata,
“Rasulullah sangat bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling pintar dalam memanfaatkan akhir Ramadhan. Meski beliau tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjaminnya Surga, hal tersebut tidak membuat dirinya terlena sehingga menganggap kesempatan beribadah adalah hal biasa. Sebaliknya, di akhir Ramadhan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling gencar untuk menghidupkan malam dan memperpanjang qiyamul lail.
Beliau menghabiskan malam-malam akhir Ramadhan dengan beribadah semalam suntuk. Jika memungkinkan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga mengajak keluarganya untuk melakukan hal serupa. Lailatul Qadar adalah salah satu keutamaan yang ditujukan beliau atas segala ibadah yang dilakukan. Tak hanya itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga diketahui menjadi orang yang paling gencar bersedekah selama Ramadhan. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yang paling murah hatinya dengan (berbagi) kebaikan, dan beliau lebih bermurah hati (dermawan) ketika di dalam bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Jibril Alaihissalam, dan Jibril Alaihissalam menemui beliau setiap malam dalam Ramadhan sampai berakhirnya bulan. Ia menyampaikan Al-Qur`an kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Jika Jibril Alaihissalam menemui seorang laki-laki, maka beliau adalah seorang yang lebih bermurah hati dengan (berbagi) kebaikan dari pada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menjelaskan bahwa sedekah menjadi salah satu amalan yang sering dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selama bulan Ramadhan. Bukan tanpa alasan, pasalnya sedekah menawarkan manfaat untuk ditujukan pada orang lain di mana pahalanya lebih baik dari pada ibadah diri sendiri. Beliau juga diketahui sebagai pihak yang paling dermawan. Gerakannya dalam bersedekah sangat cepat bahkan melebihi kecepatan angin yang berhembus.
Sebagai bagian dari umat akhir zaman, hendaknya kita dapat meniru apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini. Memperbanyak amal ibadah terutama di akhir Ramadhan menjadi hal yang seharusnya dilakukan oleh umat Islam. Bukan tanpa alasan, pasalnya kesempatan untuk dapat bertemu lagi dengan Ramadhan bukanlah milik semua orang. Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Mengetahui dan berhak mengaturnya, memilih mana dari hamba-Nya yang masih memiliki jatah kesempatan beramal saleh.