Alasan Mengapa Umat Islam Dianjurkan Tidak Berhenti Berbuat Baik

Manusia merupakan tempatnya khilaf. Sifat alami ini kadang kala menjadi sebab utama mengapa kita sering kali terjebak dalam keadaan yang tak diinginkan. Terutama ketika kita berada dalam posisi terpojok, keinginan dalam hati timbul untuk bisa segera keluar dari posisi tersebut. Ada yang mengambil langkah baik namun tidak jarang pula ada yang cukup merugikan orang lain. Namun, umat Islam dianjurkan untuk dapat memikirkam keadaan sesama. Bukan tanpa alasan, pasalnya segala hal yang kita perbuatan semata-mata hanyalah untuk diri kita sendiri.

Sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam al-Qur’an,

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (Q.S Al-Isra (17):7)

Ayat di atas menjelaskan tentang tujuan dari setiap tindak tanduk manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa tindak tanduk yang dilakukan manusia hanyalah untuk diri mereka sendiri. Apa pun niat dan tujuannya, jika perbuatan itu baik makan merupakan kebaikan bagi diri kita. Sebaliknya, jika perbuatan yang kita lakukan buruk maka akan menjadi keburukan bagi diri kita pula. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memilah milih perbuatan apa yang sedang atau akan kita lakukan, terutama yang berkaitan dengan orang lain.

Agar membuahkan kebaikan bagi diri kita, perlu dipastikan bahwa hanyalah kebaikan saja yang kita lakukan. Tetapkan niat dalam hati supaya kita selalu memaksimalkan diri dalam berbuat baik. Pada kenyataannya, perbuatan baik yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Sebaliknya, kejahatan atau keburukan yang kita gencarkan juga hanya akan menjadi keburukan pula bagi diri kita. Begitulah sejatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur urusan hamba-Nya. Dia Maha Adil yang akan mengganjar seluruh perbuatan sesuai dengan niatnya dalam hati masing-masing.