Agar Anak Memahami Kasih Sayang Sebagai Bentuk Kesempurnaan Iman

Iman adalah bentuk rasa percaya yang amat mendalam di hati seseorang. Keimanan yang baik tidak bercampur dengan keraguan dan mampu memberi pengaruh terhadap cara berpikir dan hidup kita. Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan satu-satunya wujud keyakinan yang paling mulia. Hanya Allah yang berhak untuk menilai seberapa tingginya iman hamba-Nya. Anak-anak juga perlu memahami keutamaan tentang keberadaan iman dalam hati.

Dalam hal ini, orang tua menjadi guru pertama yang dianjurkan untuk dapat menanamkan keimanan dalam hati anak-anak mereka. Meski bukanlah merupakan hal yang mudah untuk melakukannya, namub orang tua dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah tentang keimanan melalui kasih sayang. Ya, hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Tidak sempurna iman seseorang, sehingga dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri,” (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45)

Hadist di atas menjelaskan tentang iman yang sempurna. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada umatnya bahwa kesempurnaan iman sejatinya tidak dinilai melalui seberapa keyakinan kita terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa sebab, pasalnya bukti dari keyakinan kita pada Allah adalah senantiasa mematuhi perintah-Nya sekaligus menjauhi larangan-Nya. Dari sekian banyak perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengasihi sesama adalah salah satunya.

Maka, seseorang belum dikatakan memiliki iman yang sempurna jika ia belum mengasihi sesama seperti ia mengasihi dirinya sendiri. Hal ini juga perlu dimengerti lebih dini oleh anak-anak. Agar keimanan dapat terjaga dalam hati mereka, anak-anak juga perlu memiliki rasa cinta dan kasih pada sesama. Orang tua perlu memberikan contoh terkait cara yang baik dalam menyalurkan kasih sayang. Hal ini dapat dilakukan dengan senantiasa berbagi senyuman, bekal sekolah, hingga belajar dan bermain bersama.