Sebab Utama Hidup Terasa Mudah Namun Masih Merasa Gelisah

Meski seseorang dikaruniai harta berlimpah atau hidup penuh dengan segala kemudahan bukan tidak mungkin jika ia telah merasakan ketenangan dalam hidupnya. Banyak di antara kita yang masih merasa was-was dengan kehidupan meski sejatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahinya dengan segala kenikmatan. Raut wajah orang-orang seperti ini biasanya sering kali menipu, yakni terlihat bahagia dari luar namun terpuruk di dalam. Keadaan inilah yang kerap kali menjadi alasan utama dari maraknya aksi bunuh diri. Pada kenyataannya, Allah memberikan segala kenikmatan hidup yang dimiliki hamba-Nya agar senantiasa bersyukur.

Namun, pesona kenikmatan duniawi lebih tinggi dibanding rasa syukur tersebut. Hal inilah yang sejatinya menjadi sebab utama dari kegelisahan yang terdapat dalam hati kebanyakan manusia. Baiknya Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia pun telah memberikan petunjuk atas jalan keluar terbaik bagi kekacauan hati. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatuh hadist bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut ini,

Sesungguhnya shalat dijadikan untukku sebagai penenang hati.” (HR an-Nasa’i)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu fungsi salat selain untuk beribadah pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepada para sahabat dan umatnya, beliau menyampaikan bahwa kewajiban salat yang diperintahkan Allah sejatinya merupakan jalan keluar bagi hati yang gelisah. Hal ini lantaran salat pada dasarnya adalah bentuk dari upaya untuk menenangkan hati. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hati yang gelisah, tidak tenang, kerap merasa sedih bukan dikarenakan oleh kenyataan hidup yang dialami. Sebaliknya, seluruh kondisi yang dianggap terpuruk itu merupakan hasil dari pengerjaan salat yang tidak tepat.

Agar mencapai fungsi sebagai penenang hati, salat harus dilakukan dengan suka rela tanpa adanya rasa keterpaksaan akan sebuah kewajiban pada Allah. Salat selain dikerjakan secara rutin sesuai dengan waktu yang ditentukan dianjurkan pula untuk mengerjakannya dengan khidmat. Meski sulit untuk mencapai kekhidmatan, namun kita dapat selalu mengupayakannya. Salah satu cara paling mudah untuk mencapai salat yang khidmat tentunya dimulai dari niat. Maka dari itu, niat salat jangan hanya diucapkan di mulut saja tapi juga diresapi di dalam hati agar jiwa dan raga kita dapat terkoneksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika pengerjaan salat sesuai dengan langkah paling sederhana ini diharapkan bahwa hati yang tenang bisa diraih bahkan tanpa ada usaha lainnya sedikit pun. Salat yang dilakukan dengan perasaan terhubung pada Allah menjadi salah satu tanda kekhusyukan. Ketika salat telah mampu mencapai tingkat ini dapat dipastikan bahwa tidak ada lagi perasaan kegelisahan dalam hati kita. Bahkan saat hidup tidak berjalan sesuai rencana namun salat tetap terpelihara, maka ketenangan hati pun dapat tetap terpelihara. Hal ini terjadi lantaran kita memahami dengan benar bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi tempat bergantung paling tepat.