Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan untuk bertaubat. Salah satunya adalah keinginan untuk kembali pada jalan yang benar. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan juga segala ajaran kebaikan dalam Islam adalah jalan terbaik yang bisa ditempuh. Sayangnya, sering kali upaya taubat dianggap sebagai hal yang membutuhkan banyak syarat untuk dipenuhi. Tidak jarang, pemikiran ini membuat banyak di antara kita menunda-nunda niat baik tersebut.
Pada kenyataannya, Allah mempermudah jalan bagi siapa saja hamba-Nya yang ingin meluruskan kembali hatinya yang terlanjur berbalik arah. Salah satu kemudahan tersebut dapat kita ketahui melalui firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut,
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”” (QS. at-Taubah: 105)
Ayat di atas menjelaskan tentang kemudahan jalan yang Allah tujukkan pada hamba-Nya yang ingin bertaubat. Allah Ta’ala memerintahkan untuk bekerja keras. Kerja keras ini dianggap sebagai bukti dari keseriusan niat tersebut. Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh mereka yang ingin bertaubat. Beberapa di antaranya adalah memperkaya amal ibadah, bersedekah, dan juga menunaikan zakat. Apa bila pekerjaan ini dilakukan dengan benar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan melihat serta menilainya.
Tidak hanya itu, segala pekerjaan amal yang dilakukan ini juga akan disaksikan oleh Rasul dan orang-orang mukmin lainnya. Hal ini akhirnya memungkinkan orang yang bertaubat untuk memiliki saksi atas setiap niat baik yang tertambat dalam hatinya. Kelak, ketika di akhirat pekerjaan ini akan mendapat ganjaran terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun begitu, hendaknya kerja keras bertaubat tak hanya dilakukan melalui 3 hal tadi saja. Mereka yang bertaubat harus selalu berupaya untuk mengerjakan setiap hal yang diperintahkan.