Salah satu kenikmatan yang bisa selalu kita syukuri sebagai seorang Mukmin adalah nikmat iman dan Islam. Bukan tanpa alasan, pasalnya kedua hal tersebut merupakan alasan dari besarnya peluang bagi kita untuk senantiasa memeroleh pahala. Meski pun demikian, nikmat iman dan Islam sejatinya jauh lebih dalam dari sekedar pahala saja. Jika kita dapat melaksanakan segala perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka kita juga berpeluang untuk dapat memeroleh keutamaan. Setidaknya terdapat tiga peluang keutamaan yang bisa kita dapatkan sebagai seorang Mukmin yang diketahui dalam beragam sabda Rasulullah di bawah ini.
Salah satu di antaranya adalah keutamaan nikmat shalat berjamaah. Hal ini sebagaimana diketahui dari ‘Abdullah bin ‘Umar, yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari)
Shalat berjamaah terutama bagi kaum pria adalah sebagian dari sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan tanpa sebab, pasalnya nilai shalat berjamaah diyakini lebih utama karena mampu menghasilkan pahala sebanyak dua puluh tujuh derajat dibandingkan dengan shalat sendirian. Sebagai seorang Mukmin sudah sepatutnya bagi kita untuk dapat mengambil peluang keutamaan yang satu ini karena terbilang cukup mudah untuk dilakukan. Tak hanya itu, kita juga dapat mengambil peluang keutamaan lainnya dari aktivitas sederhana yang bisa kita lakukan sehari-hari. Selain shalat berjamaah, keutamaan sebagai seorang Mukmin juga dapat dicapai dari upaya mempelajari al-Qur’an sekaligus mengajarkannya.
Hal ini sebagaimana diketahui dari Utsman bin ‘Affan yang berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu kriteria Mukmin yang utama. Menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Mukmin yang utama adalah yang mempelajari Qur’an lantas setelah mendapat ilmunya ia juga kembali mengajarkannya pada orang lain. Qur’an sendiri bukan sekedar kitab suci tapi juga pedoman hidup bagi umat Islam. Maka dari itu, dampak yang dihasilkan dari upaya mempelajari Qur’an amatlah besar. Bahkan hal ini dapat menjadi alasan dari pahala berkepanjangan yang tak akan terputus begitu saja meski orang tersebut telah wafat. Maka dari itu, jangan sepelekan kebiasaan membaca Qur’an karena pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan seorang Mukmin.
Keutamaan terakhir dan tak kalah penting yang bisa didapatkan seseorang adalah jihad. Namun, bagi wanita hal tersebut sangat mustahil dilakukan. Maka dari itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan bagi mereka untuk memeroleh pahala yang besarnya setara dengan jihad. Hal ini sebagai mana diketahui dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa dia berkata,
“Wahai Rasulullah, engkau telah menjelaskan bahwa jihad adalah amal yang paling utama. Apakah kami boleh berjihad?” Beliau bersabda: “Tidak. Tetapi jihad yang paling utama (buat kaum wanita) adalah haji mabrur.” (HR. Bukhari)
Hadist di atas menceritakan keinginan ‘Aisyah radliallahu ‘anha untuk berjihad karena mengetahui keutamaannya yang sangat besar. Lantas, ia pun meminta izin pada sang suami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melaksanakan jihad. Namun, beliau melarangnya seraya bersabda bahwa jihad yang paling utama bagi kaum Muslimat adalah haji yang mabrur. Haji bukan sekedar satu dari jenis ibadah yang dianjurkan bagi umat Islam. Haji juga tonggak dari rukun Islam. Meski pun demikian, diperlukan kesungguhan untuk membuat ibadah haji bernilai mabrur. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menghindari perbuatan dan perkataan yang keji selama berhaji. Jika seorang wanita dapat bersungguh-sungguh melakukannya maka peluang mendapatkan keutamaan jihad semakin besar.