3 Golongan Orang yang Terpelihara dari Kekikiran

Kikir adalah salah satu penyakit hati yang amat membinasakan umat manusia. Bagaimana tidak? Orang-orang yang terdapat kekikiran dalam hatinya kerap kali mementingkan diri sendiri tanpa pernah peduli pada orang lain. Kebanyakan dari sebab timbulnya sifat kikir dalam hati seseorang adalah karena mereka enggan mengakui bahwa harta yang mereka peroleh sejatinya adalah titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sifat kikir membuat mereka senang menumpuk harta dan takut miskin jika berbagi pada orang lain.

Kekikiran amat berbahaya karena dapat menimbulkan azab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Azab tersebut tak hanya akan dirasakan di dunia saja tapi juga di akhirat. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk dapat menjauhi sifat buruk ini. Sejatinya, orang-orang yang terbebas dari kekikiran adalah mereka yang senantiasa mengamalkan sedekah dan infak. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist yang menyatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

“(Tiga golongan) yang terbebas dari sifat kikir, yaitu orang yang membayarkan zakat, memuliakan tamu, dan memberikan sesuatu kepada orang yang susah.” (HR. ath-Thabrani)

Hadist di atas menjelaskan tentang tiga golongan orang yang terbebas dari sifat kikir. Golongan pertama seperti yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mereka yang membayar zakat. Zakat adalah kewajiban setiap umat Islam yang merdeka. Zakat juga sebagai pelengkap atau penyempurna ibadah puasa Ramadhan. Zakat pun adalah cara terbaik untuk mensucikan harta kita. Dengan berzakat kita tak hanya menjalani kewajiban saja tapi juga berupaya untuk memberdayakan sesama.

Selain itu, golongan orang kedua yang bebas dari sifat kikir adalah mereka yang memuliakan tamu. Tamu adalah sumber utama datangnya seribu berkah dan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Memuliakan tamu tak melulu dilakukan dengan menyajikan menu secara berlebihan. Apalah arti sajian yang mewah jika tamu kita merasa tidak nyaman saat berada di rumah kita akibat perilaku kita yang hanya berusaha memamerkan sajian saja. Sebaliknya, keberkahan dan rahmat hanya datang apa bila tamu tersebut merasa nyaman meski hanya secangkir teh yang kita suguhkan.

Terakhir, golongan orang yang terbebas dari sifat kikir adalah yang senantiasa berbagi kepada orang miskin. Orang miskin terutama yang tidak meminta-minta memiliki hak atas harta kita. Hal tersebut lantaran Allah Subhanahu wa Ta’ala menitipkan rejeki pada mereka melalui perantara diri kita. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk dapat menyalurkan rejeki tersebut dengan berinfak. Orang-orang yang secara rutin menyampaikan titipan Allah ini sudah tentu terpelihara dirinya dari sifat kikir. Hal ini menandakan bahwa dirinya pun terjauhi dari azab Allah yang amat pedih.