3 Langkah Hadirkan Dampak Maksimal dari Upaya Mengingat Allah Ta’ala

Waktu kita di dunia sejatinya hanya sementara. Namun, sering kali kita hanya menyibukkan diri pada perkara yang bersifat duniawi semata. Padahal, jelas sekali bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan terbatas ini hanya agar kita dapat memperkaya diri dengan berbagai amal saleh. Selain menunaikan kewajiban shalat, banyak sekali jenis amalan lain yang sangat dianjurkan pelaksanaannya. Tak tanggung-tanggung, pahala yang akan didapatkan pun berlipat ganda. Di antara amal saleh yang cukup ringan dilakukan namun jarang sekali dirutinkan adalah berzikir. Zikir dianggap sebagai bentuk atau upaya untuk mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Alasan mengapa umat Islam dianjurkan untuk menyempatkan zikir adalah agar setiap hal yang dilakukannya mendapat rida dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski pun demikian sejatinya kita juga wajib memahami adab-adab berzikir yang mampu mendatangkan kecintaan Allah pada kita. Terkait hal ini, setidaknya terdapat tiga adab utama yang harus diperhatikan agar Allah Subhnahu wa Ta’ala senantiasa menerima zikir kita. Sebagaimana tertulis di dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang berbunyi sebagai berikut ini,

Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS. Al-‘Araf: 205)

Ayat di atas menerangkan tentang adab-adab berzikir yang wajib diterapkan untuk hasil yang maksimal. Kepada hamba-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk terlebih dahulu merendahkan hati terhadap diri-Nya saat berzikir. Perasaan rendah hati sejatinya merupakan tanda dari pengakuan kita terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah. Semakin kita menyadari bahwa Allah Maha Besar dan Maha Kuasa, maka kita pun akan semakin merasa tidak memiliki apa-apa. Selain itu, ketika berzikir juga sebaiknya kita menghadirkan rasa takut pada Allah. Kedua perasaan ini jika dipersatukan dapat memunculkan rasa ketergantungan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah mengapa kita membutuhkan Allah dan selalu berusaha berada di dekat-Nya dengan upaya berzikir.

Selain itu, ketika berzikir kita juga dianjurkan untuk tidak mengeraskan suara. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar. Dia tidak butuh telinga dan suara untuk memahami permintaan hamba-Nya. Terutama jika hamba-Nya sedang menyerukan puji-pujian bagi diri-Nya, maka Allah pun akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Maka dari itu, zikir sangat disarankan agar tidak mengeraskan suara. Bahkan lebih utama lagi jika zikir dilakukan di dalam hati dan pikiran. Hal ini menandakan bahwa kita selalu berusaha mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala meski kit tengah berurusan dengan perkara dunia.

Terakhir dan tak kalah penting, zikir juga dianjurkan untuk dilakukan setiap pagi dan petang hari. Zikir pada pagi hari ditujukan sebagai bentuk upaya mengingat Allah sebelum memulai kegiatan. Sementara, zikir pada petang hari ditujukan sebagai bentuk upaya mengingat Allah ketika hendak menyelesaikan kegiatan pada hari tersebut. Hal ini menandakan bahwa kita selalu menyertakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap hal yang kita lalukan. Dengan demikian, Allah pun akan memberikan kelancaran dan keberkahan pada hidup dan hal-hal baik yang kita lakukan setiap harinya. Zikir sendiri juga sejatinya merupakan cara untuk memelihara diri dan hati kita agar tidak lengah terhadap gemerlap kehidupan dunia. Semoga dengan adab-adab zikir yang diterapkan ini, Allah Ta’ala dapat menerimanya dan menghadirkan keutamaan bagi kita.