Waspada, Ini Sifat Alami Manusia yang Sebabkan Murka Allah Ta’ala

Mencari nafkah memang merupakan kewajiban bagi umat Islam. Bagaimana tidak? Melalui nafkah seseorang bisa menghidupi dirinya sendiri. Begitu juga dengan mereka yang memiliki tanggungan seperti istri dan anak, mencari nafkah semakin wajib dilakukan. Namun, sering kali rasa ingin akan hal-hal duniawi lebih besar dari pada kemampuan untuk mencari nafkah. Hal ini pada akhirnya membuat niat mencari nafkah jadi melenceng. Bahkan, tidak jarang pula upaya mencari nafkah berubah menjadi usaha menumpuk-numpuk harta. Pada kenyataannya, hal tersebut mencerminkan sifat alami manusia yang sering diliputi rasa tidak puas.

Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

Sekiranya anak Adam memiliki harta sebanyak dua bukit, niscaya ia akan mengharapkan untuk mendapatkan bukit yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah menerima tobat siapa saja yang bertobat.” (Shahih Bukhari 5956)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu sifat alami manusia yakni rasa tidak puas. Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa manusia sangat mudah digoda dengan kenikmatan dunia. Harta adalah satu di antara banyak bentuk nikmat duniawi ini. Sering kali kita dapat melewati ujian kesulitan hidup. Namun, jarang yang mampu melaluinya ketika berbagai kemudahan dan kenikmatan datang. Bahkan, beberapa orang justru gemar mengumpulkan harta bahkan menumpuk-numpuknya tanpa berpikir untuk menyalurkannya pada pihak yang membutuhkan. Hal tersebut terjadi lantaran kita sangat mudah terlena dengan ujian berupa harta.

Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan jalan untuk memeroleh harta, rasa tidak puas justru semakin menggelora. Manusia akan senantiasa mencari dan mencari lagi harta dengan berbagai cara. Tentu saja tindakan ini bukanlah perilaku yang disenangi Allah. Terutama ketika kita hanya peduli pada harta tanpa memerhatikan kaum duafa, Allah Subhanahu wa Ta’ala amat membencinya dan bisa tiba-tiba murka. Maka dari itu, hendaknya umat Islam harus dapat sesering mungkin bertobat sebagai upaya untuk menahan diri dari perilaku atau sifat tidak puas. Semoga, usaha kita ini dapat membuat kita menjadi lebih mudah bersyukur sehingga dapat terhindar dari keinginan duniawi yang berlebihan.