Memiliki teman sejatinya merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Bagaimana tidak? Pada dasarnya, kita memiliki sifat alami sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, setiap manusia membutuhkan orang lain sebagai pendamping untuk melancarkan interaksi sosial. Meski pun demikian, dalam ajaran agama Islam kita dianjurkan untuk bisa mencari manfaat baik dari berbagai bentuk hubungan termasuk juga pertemanan. Manfaat yang dimaksud adalah yang berkaitan erat dengan masa depan kita di akhirat kelak. Sebaliknya, jika teman kita hanya memberikan contoh buruk sangat dianjurkan untuk sesegera mungkin meninggalkan mereka.
Sebagaimana Malik bin Dinar rahimahullah berkata,
“Setiap kawan duduk yang tidak memberikan manfaat bagi agamamu, maka larilah darinya.” (Mausu’ah lbnu Abid Dunya, 6/521)
Teman sejatinya merupakan salah satu orang yang cukup dekat dengan kita. Mereka memahami diri kita dengan baik karena telah memiliki waktu kebersamaan yang cukup lama. Mengingat telah banyak yang dibagikan dengan mereka, perlu kita pastikan bahwa teman terdekat tersebut memberikan dampak baik bagi hubungan kita terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang dimaksud di sini adalah anjuran bagi umat Islam untuk dapat berkawan dengan orang-orang saleh. Bukan tanpa alasan, pasalnya kesalehan dapat menuntun kita pada kehidupan yang berlandaskan atas ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal ini lantaran orang-orang saleh memiliki kebiasaan yang merunut pada sunah-sunah Rasulullah. Dapat dipastikan bahwa segala hal yang dilakukan oleh orang saleh adalah perkara-perkara yang diridai oleh Allah. Sebaliknya, jika teman terdekat kita tidak mendatangkan manfaat terhadap diri kita terkait dengan keagamaan maka dianjurkan bagi kita untuk berlari dari mereka. Yang dimaksud dengan berlari di sini adalah meninggalkan mereka dan kehidupannya. Dapat juga dipahami dengan langkah untuk menghindari jenis teman-teman seperti ini. Bukan tanpa sebab, pasalnya orang-orang yang jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala berpeluang untuk menghadirkan kesempatan bagi kita berbuat maksiat.
Tentu saja, hal ini tidak mendatangkan keuntungan bagi diri dan hidup kita. Maksiat menimbulkan beragam dosa yang kebanyakan di antaranya bahkan tidak akan mendapat ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah mengapa kita benar-benar dianjurkan untuk bisa memelihara hubungan dengan orang-orang saleh. Tujuannya adalah agar dapat memberikan manfaat nyata terhadap kehidupan akhirat kelak kita yang jauh dari siksa panasnya api Neraka. Atau jika pun belum mampu mendatangkan manfaat, berkawan dengan orang-orang salah dapat menjauhkan diri kita dari kemungkinan berbuat buruk dan dosa. Begitulah sejatinya cara membina hubungan yang dianjurkan dalam Islam.