Bertetangga dengan sesama sejatinya merupakan cara yang Allah Ta’ala siapkan bagi hamba-Nya untuk berlomba-lomba memupuk pahala. Bukan tanpa sebab, pasalnya tetangga adalah pihak terdekat yang mana memungkinkan kita untuk dapat membina hubungan silaturahmi bersama. Maka dari itu Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam begitu menganjurkan umatnya untuk dapat selalu memuliakan tetangga.
Tidak hanya sekedar bersikap baik saja, kepada tetangga umat Islam dianjurkan untuk bisa menjadikan mereka jalur pertama penerima sedekah. Ya, bersedekah pada tetangga bahkan dianggap lebih utama dibanding dengan melakukannya kepada fakir dan miskin. Anjuran terkait pelaksanaannya pun sudah begitu banyak seperti salah satu hadist Rasulullah yang diketahui dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu”. (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang anjuran Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam kepada umat Islam untuk senantiasa berbagi kepada tetangga. Meski sejatinya hal yang disedekahkan tersebut hanya berupa masakan saja, nilai dan pahala yang bisa kita dapatkan justru melebihi dari apa yang kita berikan. Bukan tanpa alasan, pasalnya melalui perbuatan amal tersebut memungkinkan kita memiliki hubungan yang semakin dekat dengan tetangga. Ya, saling berbagi makanan adalah cara terbaik bagi umat Islam untuk menumbuhkan cinta dan kasih antar sesama.
Hal ini juga mampu menjadi penyebab hilangnya kesalah-pahaman yang mungkin terjadi akibat perselisihan yang telah lama terpendam. Berbagi makanan kepada tetangga juga bagian dari kebiasaan Aisyah radhiyallahu ‘anha. Ia sering kali bertanya pada Rasulullah terkait kebaikan dari perbuatan tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam pun menyarankan istri tersayang itu untuk senantiasa berbagi pada tetangga yang pintu rumahnya paling dekat dengan kita.