Diturunkannya al-Qur’an menjadi peristiwa paling bersejarah dalam dunia Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan bagian permulaan Kitab Suci umat Islam ini pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau tengah menyendiri di Gua Hira’. Momen ini sering sekali dikenal dengan sebutan Nuzulul Qur’an. Meski pun begitu, sejatinya tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan peristiwa ini terjadi.
Malam kemuliaan yang diyakini berada di antara hari-hari dalam bulan Ramadhan menjadi petunjuk sekaligus tanda turunnya wahyu Allah tersebut. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr: 1-5)
Ayat di atas menjelaskan tentang peristiwa diturunkannya al-Qur’an sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan bahwa peristiwa ini terjadi pada malam kemuliaan. Seperti yang kita ketahui, malam kemuliaan dikenal juga dengan sebutan malam Lailatul Qadar. Hal ini dapat diartikan bahwasanya Nuzulul Qur’an terjadi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan di mana Allah Ta’ala sejatinya juga menjanjikan malam Lailatul Qadar.
Terkait perayaan khusus terhadap Nuzulul Qur’an juga tidak diketahui secara pasti kebenarannya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pun tidak pernah diriwayatkan melakukan hal tersebut. Bukan tanpa alasan, pasalnya al-Qur’an diturunkan oleh Allah Ta’ala dengan tujuan untuk dapat dibaca, direnungkan, serta diamalkan setiap pelajaran yang terdapat di dalamnya. Sebagaimana Allah berfirman,
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shaad: 29)
Melalui ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk dapat mengambil manfaat baik dari al-Qur’an. al-Qur’an sendiri sejatinya merupakan Kitab Suci yang berisikan tentang aturan dan pedoman lengkap bagi umat manusia. Dengan berkaca pada kisah-kisah umat terdahulu, hendaknya kita mampu memanfaatkan al-Qur’an untuk mendapatkan bimbingan hidup yang tepat.
Dengan begitu, umat manusia bisa mendapatkan petunjuk yang dapat dimanfaatkan untuk menjauhi rintangan, bahaya, dan dosa. Tujuannya tentu saja untuk guna mempermudah pencapaian hidup. Tujuannya tentu saja agar dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera di dunia sekaligus berbahagia di akhirat kelak.