Sedikit Kebaikan yang Dilakukan dengan Ikhlas Mampu Ubah Nasib Kehidupan Akhirat

Ibadah shalat fardu tentu saja merupakan kewajiban yang harus ditegakkan oleh umat Islam. Kewajiban tersebut menjadi perkara pertama yang kelak akan dihisab di akhirat. Namun, perlu kita sama-sama ketahui bahwa shalat bukanlah satu-satunya syarat bagi kaum Muslimin dan Muslimat untuk bisa masuk Surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Baik yang akan senantiasa mempertimbangkan berbagai hal sebagai bentuk kemudahan yang diberikan pada hamba-Nya. Tujuannya adalah agar kita bisa mendapatkan kehidupan akhirat yang bahagia. Sayangnya, tak banyak yang memahami hal sederhana ini sehingga banyak di antara umat Islam yang justru hanya fokus beribadah semata tanpa pernah menebar manfaat dan kebaikan.

Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan pada umatnya bahwa adanya sedikit kebaikan dalam hati kita dapat mengubah nasib kita di akhirat. Hal ini sebagaimana diketahui dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah bersabda:

Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi.” (Shahih Bukhari 42)

Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan bagi umat Islam untuk senantiasa memiliki kebaikan atau manfaat dalam dirinya. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa sedikit kebaikan dalam hati seorang Mukmin dapat menyelamatkannya dari panasnya api Neraka. Tak peduli seberapa besar kebaikan tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap akan mengganjar hamba-Nya dengan pahala dan indahnya Surga. Namun, perlu juga diketahui bahwa keutamaan ini hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang di dalam hatinya memiliki keyakinan pada Allah semata. Keyakinan tersebut dapat terlihat dari kehidupan sehari-harinya yang senantiasa menjalankan perintah Allah Ta’ala sekaligus menjauhkan diri dari larangan-Nya.

Oleh karena itu, alangkah baiknya apa bila seorang Mukmin tidak hanya fokus beribadah semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa sebaik-baiknya seorang mukmin adalah yang paling banyak manfaatnya. Hal ini menandakan bahwa hendaknya umat Islam harus dapat menyeimbangkan diri antara menjalankan kewajiban dan menebarkan kebaikan. Sesungguhnya, kebaikan dan manfaat yang kita sebarkan pada orang lainlah yang mampu menjadi salah satu kunci utama dari kemudahan menuju Surga. Sebaliknya, orang-orang yang sibuk beribadah lantas tidak sempat memerhatikan sesama sehingga tertutup peluang manfaat dirinya maka kesempatannya untuk menikmati manisnya Surga terancam tertunda.