Sedekah di Bulan Ramadhan Sumber Utama Datangnya Kebahagiaan

Bulan suci Ramadhan sejatinya merupakan gudangnya amalan. Bagaimana tidak? Berbagai tindakan baik yang dilakukan oleh umat Islam berkesempatan menjadi amalan yang mampu memunculkan pahala kebaikan. Infak dan sedekah adalah dua di antara banyak amalan yang mampu memdatangkan keutamaan di bulan Ramadhan. Tepat sekali, umat Islam yang senantiasa memantapkan hati bersedekah berpeluang mandapatkan perasaan terbaik dalam hatinya.

Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya melekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” – HR. Bukhari

Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan sedekah di bulan Ramadhan. Rasulullah kepada umatnya menyatakan bahwa perbuatan amal tersebut merupakan sumber dari tumbuhnya perasaan bahagia dalam hati kita. Tepat sekali, orang-orang yang senantiasa membiasakan diri mereka bersedekah akan mendapatkan rasa lapang dalam hati mereka. Hal tersebut sejatinya merupakan hadiah yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap keikhlasan hamba-Nya untuk berbagi pada sesama.

Sebaliknya, mereka yang berpikir dua kali untuk bersedekah akan merasakan kesempitan dalam hatinya. Hal tersebut terjadi lantaran orang-orang ini merasa tertekan saat harus berbagi kebaikan pada sesama. Terutama dalam berinfak, mereka yang pelit melakukannya diibaratkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang yang merasa ketakutan akan kehilangan harta. Sungguh, perasaan ini akan selalu menghantui hati mereka yang kikir pada sesama.

Naudzubillah, semoga kita terhindar dari perasaan buruk tersebut. Maka dari itu, hendaknya Ramadhan kali ini kita manfaatkan untuk dapat melatih hati menjadi lebih ikhlas dalam berbagi. Sejatinya, memberi pada sesama memiliki makna bahwa kita akan menerima kebaikan serupa. Dengan berbagi, kita tidak akan menjadi orang yang merugi. Sebaliknya, Allah Ta’ala menurunkan keberkahan dalam setiap hidup dan harta kita. Mari, lebih peduli pada sesama.