Hampir satu bulan penuh kita hidup berdampingan dengan Ramadhan. Menunaikan ibadah puasa, menghidupkan malam dengan qiyamul lail, dan juga menuntaskan zakat fitrah pada yang berhak menerima menjadi beberapa kewajiban yang telah kita bersama lakukan. Namun, Ramadhan kini telah hampir mencapai penghujung. Makna apa yang sejatinya bisa kita dapat dan rasakan?
Limpahan pahala di bulan suci menjadikan kita berlomba – lomba menggapainya. Namun, dapatkah kita tetap berada pada keadaan dan semangat yang sama? Satu hal yang sepatutnya dapat kita pertahankan meski segera berpisah dengan Ramadhan adalah berupaya untuk tetap istiqomah beribadah. Bukan tanpa alasan, pasalnya Allah SWT menjamin terampuninya dosa masa lampau.
Dalam suatu hadist, Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 & Muslim no. 760)
Pada hadist yang lain, penegak qiyamul lail juga memeroleh hal yang sama:
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)
Dan bagi mereka yang mengejar keutamaan malam Lailatul Qadar, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Dari ketiga hadist di atas, dapat diketahui bahwasanya janji Allah SWT adalah benar. Ya, bagi mereka yang tetap istiqomah beribadah hingga penghujung Ramadhan, Allah akan menghadiahi pengampunan dosa masa lampau. Meskipun begitu, ada hal yang tetap perlu kita perhatikan. Pengampunan dosa tentu saja akan didapatkan oleh mereka yang tak hanya tetap istiqomah beribadah saja.