Setiap tindak tanduk manusia sering kali melibatkan hati dan perasaan. Bukan tanpa alasan, pasalnya terdapat tujuan tertentu di balik alasan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia bersama dengan qalbu di dalam dadanya. Hal ini berkaitan erat dengan niat yang tertanam dalam hati manusia. Tepat sekali, niat yang tertanam dalam hati dapat menjadi tanda kebaikan seseorang. Niat dapat pula menjadi sebab seseorang bertindak bakhil. Hal ini menandakan bahwa hati memiliki pengaruh besar terhadap seluruh kehidupan manusia. Bahkan keseimbangan antara hati dan niat juga menentukan nasib perhitungan amal kita di akhirat kelak.
Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu yang berkata, bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
“Allah berfirman, ‘Apabila hamba-Ku hendak melakukan perbuatan buruk, maka janganlah kalian menulisnya hingga dia melakukannya. Jika dia melakukannya maka tulislah dengan semisalnya, dan jika dia meninggalkannya (tidak jadi melakukannya) karena Aku, maka tulislah satu kebaikan baginya. Dan apabila dia hendak melakukan suatu perbuatan baik lalu tidak melakukannya, maka tulislah satu kebaikan baginya. Jika dia melakukannya maka tulislah sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat baginya.’” (HR. Bukhari)
Hadist di atas menjelaskan tentang besarnya pengaruh hati dan niat pada nasib perhitungan amal kita di akhirat. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menentukan nasib seseorang berdasarkan pada niat yang tertanam di dalam hatinya. Namun, rahmat Allah sangat besar. Ketika hamba-Nya berniat melakukan perbuatan buruk maka Dia memerintahkan para malaikat untuk tidak mencatatnya sampai perbuatan tersebut benar-benar dilakukan. Lantas, jika tidak jadi dilakukan maka Dia memerintahkan para malaikat untuk mencatatnya sebagai sebuah kebaikan.
Ajaibnya, jika hati seseorang berniat melakukan perbuatan baik namun tidak jadi melancarkannya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para malaikat untuk tetap mencatatkannya sebagai sebuah kebaikan. Lantas, apa bila orang tersebut melakukan niat baiknya, maka tercatat baginya sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kebaikan baginya. Seluruh hal ini menandakan bahwa hati memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Tak hanya di dunia, pengaruh hati beserta niat di dalamnya juga menentukan nasib kita di akhirat. Oleh karena itu, sangat disarankan agar kita dapat senantiasa memelihara performa hati agar tetap berada di jalan yang tepat. Tujuannya tentu saja berkaitan dengan kebaikan yang akan kita dapatkan di akhirat kelak.