Setelah wafatnya Umar bin Khattab, Utsman bin Affan adalah sahabat Rasulullah selanjutnya yang meneruskan kekhalifahan. Beliau terlahir dari keluarga saudagar yang kaya raya. Meski diberkahi dengan harta berlimpah, hal tersebut nyatanya tidak membuat seorang Utsman angkuh dan sombong. Sebaliknya, ia dikenal sebagai sosok pendiam, berbudi pekerti luhur, dermawan, dan juga banyak melakukan amal kebaikan. Kekayaan sifatnya tersebut membuat ia mendapat gelar Ghaniyyun Syakir yakni orang kaya yang banyak bersyukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Utsman bin Affan termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yakni orang – orang yang pertama kali menerima dan masuk Islam. Usianya terpaut 5 tahun lebih muda dari Rasulullah. Beliau menjadi khalifah pada 644-656 Masehi atau 23-35 Hijriah. Masa kepemimpinannya adalah 12 tahun dan terlama dibanding masa kekhalifahan lainnya. Utsman bin Affan berhasil menaklukkan Tunisia atau yang dikenal juga dengan Afrika Utara. Beliau menyebarkan agama Islam dengan cara yang ramah. Kala itu, Utsman menawarkan penduduk Tunisia agar dapat diperlakukan sebagai muallaf.
Dalam prakteknya, ia mengirimkan guru untuk mengajarkan bahasa Arab dan juga hakikat Islam. Tidak hanya itu, masa kekhalifahan Utsman juga dikenal sebagai momen penetapan terhadap pelafalan bacaan al – Qur’an menjadi serentak dan seragam. Karya besarnya tersebut sangat bermanfaat bagi umat Islam dan dikenal dengan sebutan Mushhaf Utsmani. Dalam kepemimpinannya, Utsman bin Affan juga berhasil membentuk angkatan laut, memperluas wilayah Islam, hingga merenovasi masjid Nabawi. Di balik keberhasilan tersebut, Utsman bin Affan tidak sendiri dalam melakukannya.
Beliau mendapat dukungan dari sang istri yakni Ruqayyah yang juga merupakan anak dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sayangnya, di tahun ke dua Hijriyah, Ruqayyah meninggal tepat di hari Perang Badar. Wafatnya Ruqayyah membuat Utsman sedih sehingga di tahun ke empat Hijriyah, Rasulullah kembali menikahkan beliau dengan anak perempuannya yang lain yakni Ummu Kultsum. Sejak saat itu, Utsman bin Affan mendapat sebutan Dzun Nurrain atau pemilik dua cahaya. Julukkan tersebut didapatkannya karena menikah dengan kedua putri kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di tahun 35 Hijriyah, Utsman meninggal dunia dan kepemimpinannya diteruskan oleh Ali bin Abi Thalib.