Sholat sejatinya tak hanya merupakan ibadah saja tapi juga bentuk ketaatan kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemahaman ini tentu harus ditanamkan sejak dini agar kelak seorang anak dapat mempertimbangkan keputusan hidupnya sesuai dengan tuntunan agama Islam. Meski pun begitu, memperkenalkan kewajiban sholat hendaknya harus benar-benar memperhatikan beragam perkara.
Tentu saja hal ini dilakukan agar seorang anak tidak merasa terpaksa dalam menunaikan sholat. Maka dari itu, diperlukan waktu yang tepat kapan sebaiknya seorang anak mulai diperkenalkan pada kewajiban ini. Sesuai dengan anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kewajiban sholat dapat mulai diajarkan pada anak ketika ia telah mampu membedakan kanan dan kiri.
Sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadist, bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.” (HR Ath-Thabari)
Kemampuan anak dalam membedakan kanan dan kiri menjadi tanda bahwa otaknya telah berkembang. Hal ini tentu saja dapat memudahkan mereka dalam memahami tata cara sholat. Tidak hanya itu, usia anak nyatanya juga dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuannya. Tujuh tahun adalah usia yang dianggap tepat bagi anak untuk mulai diperkenalkan pada tanggung-jawab terhadap sholat.
Sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadist, bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat pada usia 7 tahun….” (HR. Abu Dawud & al – Hakim)
Usia tujuh tahun adalah saat paling umum seorang anak memulai pendidikan akademik. Bukan tanpa alasan, pasalnya di usia ini mereka sudah mulai memahami konsep tanggung-jawab. Hal yang sama juga sebaiknya dilakukan untuk mulai memperkenalkan kewajiban sholat pada anak. Di saat inilah mereka akan mulai memahami bahwa sholat merupakan bentuk tanggung-jawab dan ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.