Kriteria Bakhil yang Sebenarnya dan Kerugian yang Didapat di Akhirat

Salah satu hal yang sudah tentu menjadi keinginan dari setiap umat Islama adalah peluang untuk bisa masuk Surga. Hal ini bahkan semakin utama lagi apa bila di Surga kelak kita bisa menatap junjungan besar Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Beliau bukan hanya utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala saja tapi juga suri teladan dan rahmat bagi alam semesta. Tanpa keberadaan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam di muka bumi ini mungkin kita masih berada pada zaman kebodohan. Sayangnya, mengetahui banyak hal tentang beliau belum tentu mampu memberikan kita peluang untuk bisa bertemu dengannya di akhirat kelak. Hal ini tentu saja merupakan bagian dari kerugian seorang Mukmin yang semasa hidupnya telah amat mengidolakan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam.

Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa ada sebab yang terbilang sepele mengapa seseorang tidak dapat menatap beliau di akhirat kelak. Hal ini sebagaimana diketahui melalui percakapan antara Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersama istri tercinta ‘Aisyah radliyallahu ‘anha terkait identitas orang-orang bakhil dalam hadist di bawah ini dan berbunyi sebagai berikut,

Betapa terangnya cahaya wajahmu wahai Rasulullah. Semoga Allah memberikan shalawat-Nya untukmu,” kata Sayyidatina Aisyah radliyallahu ‘anha gembira. “Wahai Aisyah, celakalah orang yang tidak melihatku kelak di hari kiamat,” kata Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. “Siapakah orang yang tidak akan melihatmu di hari kiamat nanti?” “Orang bakhil,” jawab Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. “Siapakah orang bakhil wahai Rasulullah?” tanya Sayyidatina Aisyah radliyallahu ‘anha lagi. “Orang yang mendengar namaku disebut tidak membaca shalawat,” (HR. Bukhari)

Hadist di atas menceritakan tentang ciri-ciri dari orang bakhil yang kelak di akhirat akan mendapat kerugian teramat sangat. Kepada sang istri, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa orang bakhil adalah mereka yang mendengar nama Rasulullah disebut tapi tidak membaca shalawat. Orang-orang seperti ini kelak akan mendapat kerugian yakni tidak bisa melihat wajah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam di akhirat. Disebut bakhil karena mereka tergolong pada kaum yang pelit untuk mengucapkan shalawat atas Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Pada kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjanjikan keutamaan bagi hamba-Nya yang rutin melakukan amalan baik ini. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,

Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim)

Shalawat tak sekedar jadi amalan yang sangat dianjurkan saja tapi juga menawarkan banyak keutamaan. Salah satunya adalah ganjaran berupa rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang turun sebanyak sepuluh kali lipat. Jika seorang mukmin dapat bersholawat sebanyak satu kali maka Allah akan memberikan rahmat sebanyak sepuluh kali. Keutamaan tersebut berlaku pula kelipatannya. Hal ini menandakan semakin banyak seseorang bersholawat maka rahmat yang didapatkan pun berlipat ganda. Oleh karenanya, upayakan selalu untuk menjadi Mukmin yang senantiasa mengamalkan sholawat sesibuk apa pun hari yang kita jalani. Hal ini juga dapat menghindari diri kita dari sikap bakhil yang tentunya amat merugikan di akhirat kelak.