Kisah Rasul Ulul Azmi: Nabi Musa A.S dan Tongkatnya

Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui setiap kondisi hamba- Nya. Maka dari itu, Dia pun tak pernah salah dalam memilih utusan- Nya di bumi untuk mengemban sekaligus menjalankan perintah menyebarkan ajaran agama Islam. Namun, tentu seluruh hal tersebut tak selalu dapat berjalan lancar. Cobaan dan rintangan selalu menyertai orang – orang pilihan termasuk juga salah satu utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yakni Nabi Musa A.S.

Termasuk ke dalam golongan Rasul Ulul Azmi, Nabi Musa menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran dalam upaya penyebaran ajaran agama Allah. Masa kecil Musa sudah penuh ujian di mana ia hidup ditengah kaum Bani Israil yang terkenal pembangkang terhadap ajaran Islam. Bersamaan dengan hal tersebut, hidup pula seorang raja yang mengaku bahwa dirinya tuhan. Dikenal dengan sebutan Firaun, raja tersebut memerintahkan masyarakar untuk membunuh setiap bayi laki – laki yang lahir.

Ibu Nabi Musa A.S merasa takut bahwa putranya akan mengalami hal yang sama dengan bayi laki – laki lainnya. Namun, ia mendapatkan perintah untuk menghanyutkan Musa kecil di Sungai Nil. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa A.S melalui Asiyah, yang ternyata istri dari Firaun. Akhirnya, Musa bayi dirawat dan dijadikan anak angkat oleh Asiyah. Saat dewasa, Allah memerintahkan Nabi Musa A.S untuk menyebarkan agama Islam pada kaum Bani Israil yang pembangkang.

Di saat yang bersamaan, Firaun yang masih berkuasa merasa terancam atas keberadaan Nabi Musa A.S. Akhirnya, ia menantang Musa untuk beradu kekuatan. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, Firaun mengumpulkan para penyihir yang mampu mengubah tongkat menjadi ular. Atas izin Allah, Musa yang juga dibekali tongkat oleh Allah mampu melawan penyihir tersebut. Kala itu, dikisahkan bahwa tongkat Nabi Musa A.S juga mampu berubah menjadi ular yang bahkan lebih besar.

Dikarenakan ketakutan Firaun atas para penyihir yang mulai mengakui ajaran Nabi Musa A.S, akhirnya ia memerintahkan bawahannya untuk menangkap Nabi Musa A.S. Di kala itu, Musa dan pengikutnya mulai terjebak dan tersudut di lautan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa A.S untuk memukulkan tongkatnya ke laut sehingga dapat terbelah dan dilewati sebagai jalan. Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah berfirman:

“Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukul lah (buat lah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).” (QS. Taha: 77)

Ayat di atas menjelaskan tentang kekuasaan dan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia menurunkan mukjizat pada Nabi Musa A.S berupa tongkat yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan terhambat. Dikisahkan bahwa Musa dan pengikutnya mampu berjalan di tengah lautan yang terbelah untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun. Namun, saat Firaun dan pengikutnya menjajaki jalan yang sama Allah menghukum dan menenggelamkannya sehingga ia matai di dalam lautan.

Sementara, Nabi Musa A.S dan pengikutnya telah berhasil melalui jalan tersebut dan melanjutkan dakwahnya. Begitulah kiranya kisah utusan Allah ini sebagai salah satu Rasul Ulul Azmi. Hendaknya kita mampu menjadikan pelajaran atas setiap kesabaran dan ketabahan yang dimiliki Nabi Musa A.S. Dengan begitu diharapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat membantu kita untuk hidup lebih qanaah ke depannya, aamiin aamiin yaa robbal alamin.