Kewajiban Memelihara Pandangan Mata Saat Melakukan Shalat

Shalat fardu tak sekedar dikenal sebagai kewajiban bagi umat Islam saja. Berdirinya tonggak agama Islam dalam hati dan jiwa seseorang pun dapat diketahui dari cara dirinya memelihara kewajiban ini. Begitu seringnya kita menunaikan shalat hingga telah menjadi bagian dari hidup kita. Kondisi ini hendaknya harus disikapi dengan cara yang lebih khusus lagi. Shalat fardu yang telah dilakukan setiap hari akan lebih baik lagi jika manfaatnya dapat meresap hingga ke dalam hati. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk dapat menghindari diri dari berbagai hal yang terkesan menyepelekan kewajiban ini.

Ya, tepat sekali. Dikarenakan pelaksanaan shalat fardu yang telah dilakukan berulang kali tidak jarang ada beberapa kalangan yang seolah tidak peduli pada kekhusyukan ibadah ini. Salah satu di antara banyak contoh dari perbuatan yang menggambarkan kondisi demikian adalah melakukan gerakan-gerakan lain di luar gerakan utama shalat. Hal ini sebagaimana diketahui dari Anas bin Malik, yang berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Bagaimana orang-orang itu mengangkat pandangannya ke langit di dalam shalat mereka”. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan mereka dengan keras, hingga beliau bersabda, “Sungguh, mereka mau berhenti dari perbuatan itu, atau akan dihilangkan penglihatan mereka“. (HR Bukhari juz 1, hal. 182]

Hadist di atas menerangkan tentang larangan dalam melakukan gerakan lain di luar gerakan utama shalat. Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa kaum Muslimin hendaknya tidak hanya memelihara shalat fardu saja tapi juga keaslian gerakan shalatnya dan pandangan mata yang terjaga. Bukan tanpa sebab, pasalnya penglihatan yang tak terkontrol di dalam shalat pun kelak akan mendapat ganjaran dari Allah Ta’ala. Ganjaran tersebut adalah berupa kehilangan kemampuan penglihatan. Tak hanya itu, gerakan shalat yang terjaga mencerminkan kekhusyukan pelaksanaan ibadah.

Ketika kita berusaha untuk khusyuk dalam melakukannya, diharapkan tujuan shalat pun dapat tercapai sempurna. Ya, tujuan tersebut tak sekedar menunaikan kewajiban semata tapi juga agar keutamaan shalat dapat meresap ke dalam hati kita. Orang-orang yang shalatnya terjaga dalam kekhusyukan akan mudah menerima ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini lantaran dalam hati mereka telah tumbuh sifat qanaah, sifat yang rela menerima keputusan Allah atas hidupnya. Dengan begitu, hati orang-orang yang terjaga shalatnya akan lebih lapang, bahkan mudah memaafkan keadaan. Itulah keutamaan yang mungkin dapat kita peroleh dengan senantiasa menjaga shalat juga keaslian gerakannya.