Sholat menjadi perintah utama yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya. Dengan senantiasa menunaikan dan menjaga sholat, umat Islam pun juga telah berupaya untuk menegakkan tiang agama. Tidak hanya itu, mendirikan sholat juga pertanda bahwa kita berusaha untuk menjadi hamba yang bertakwa. Dengan segala upaya ini, tentunya kita berharap agar Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat meringankan hisab kita di akhirat kelak. Namun, tentu saja cerita hidup dan latar belakang setiap orang berbeda-beda.
Ada yang awalnya gemar sholat lantas meninggalkan kewajiban tersebut akibat godaan dunia. Sebaliknya, ada pula yang tadinya lalai seketika mendapat hidayah dan tak lagi meninggalkan kewajibannya. Lantas, terkait hal ini pastinya banyak yang bertanya-tanya bagaimana perhitungan pahala dari kewajiban mereka dalam menunaikan sholat yang mungkin belum sempurna? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya pertama-tama perbuatan manusia yang dihisab pada hari qiyamat, adalah shalat wajib. Maka apabila ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya). Tetapi apabila tidak sempurna shalatnya, dikatakan (kepada malaikat), Lihatlah dulu, apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah ! Jika ia mengerjakan shalat sunnah, maka kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat sunnahnya. Kemudian semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu.” [HR. Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 345]
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu keutamaan sholat sunnah. Ya, seperti yang kita pahami sejatinya sholat fardhu adalah amalan pertama yang akan dihisab di akhirat kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam kepada umatnya menyampaikan bahwa orang-orang yang telah sempurna mengerjakan kewajiban tersebut sejatinya telah selesai persoalannya di hari perhitungan. Hal ini mengandung arti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerima ibadah sholat hamba-Nya tersebut.
Namun, bagi orang-orang yang mungkin belum sempurna dalam mengerjakan kewajiban yang diperintahkan Allah, bukan berarti nasibnya buruk. Allah Subhanahu wa Ta’ala masih memberikan kesempatan bagi hamba-Nya tersebut dengan menimbang amalan sholat sunnah yang dikerjakannya. Kabar baiknya, sholat sunnah dapat menambal pahala dari sholat fardhu yang tidak sempurna. Namun, fungsi dari sholat sunnah tidak serta merta menggantikan kewajiban sholat fardhu yang tertinggal. Maka dari itu, mengerjakan yang sunnah juga sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.