Umat Islam sejatinya telah memahami dengan benar bahwa keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah nyata. Namun beberapa kondisi yang kita alami seperti kesedihan, kekecewaan, dan juga kemarahan sering kali membuat hati kita kembali bertanya-tanya di mana Allah berada. Bukan tanpa alasan, pasalnya sebagian besar orang meyakini bahwa dengan senantiasa memelihara ketakwaan pada Allah Ta’ala berarti hidup kita akan selalu terjamin sesuai dengan janji Allah sendiri. Sayangnya, kita hanya bisa mengharapkan hal yang kita inginkan sementara Allah Maha Tahu yang mengetahui hal paling baik untuk kita meski sejatinya menyakitkan.
Hadirnya kondisi-kondisi seperti ini justru membuat kebanyakan di antara kita menjadi meragukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Merasa telah melaksanakan perintah-Nya namun Allah belum juga memberikan jawaban yang diinginkan. Percayalah, tidak ada yang lebih ahli dalam mengatur urusan manusia dari pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika hidup kita berjalan tidak sesuai harapan, sebaiknya tetaplah bersabar. Bukan tanpa alasan, pasalnya Allah menempatkan yang terbaik di akhir cerita. Lantas, apakah yang bisa kita lakukan agar tidak berpaling dari Allah Ta’ala selama menunggu jawab indah dari-Nya. Penting sekali untuk kembali menyemangati hati dengan mendengar risalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Abu Hurairah radliyalllahu ‘anhu dia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tangannya, lalu beliau bersabda: ‘Allah Azza wa Jalla menjadikan tanah pada hari Sabtu, menancapkan gunung pada hari Ahad, menumbuhkan pohon-pohon pada hari Senin, menjadikan bahan-bahan mineral pada hari Selasa, menjadikan cahaya pada hari Rabu, menebarkan binatang pada hari Kamis, dan menjadikan Adam ‘Alaihis Salam pada hari Jum’at setelah ashar, yang merupakan penciptaan paling akhir yaitu saat-saat terakhir di hari jum’at antara waktu ashar hingga malam.” (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang bukti kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan urutan penciptaan bumi yang dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang pertama kali dijadikan Allah untuk bumi adalah tanah. Tanah dijadikan pada hari Sabtu dan menyusul gunung-gunung yang ditancapkan pada hari Minggu. Sementara itu, pada hari Senin Allah menumbuhkan pohon-pohon sekaligus menjadikan bahan-bahan mineral pada hari Selasa. Di hari Kamis, hewan-hewan disebarkan. Sementara pada hari Jum’at, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan ciptaan terakhirnya yakni manusia pertama, Nabi Adam ‘Alaihis Salam.
Seluruh proses penciptaan dan pengadaan bumi ini sejatinya murni merupakan kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di bandingkan dengan seluruh isi bumi kita pun tak bernilai apa-apa. Hal ini juga memperlihatkan begitu besarnya kekuasaan Allah namun perhatiannya tidak pernah luput pada setiap makhluk yang diciptakannya termasuk diri kita. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita merasa bersyukur dengan segala hal yang dituliskan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hidup kita. Bahkan, jika kita merasa sempat khilaf dan kecewa terhadap hal yang kita hadapi, ingat kembali bahwa Allah Maha Kuasa. Allah Yang Maha Segalanya dan berhak menentukan yang terbaik bagi diri kita. Oleh karenanya, kita hanya mampu untuk membalas setiap kebaikan Allah dengan senantiasa menaati perintah-Nya.