Kesalahan Sepele Saat Memanjatkan Doa yang Jarang Disadari Umat Islam

Memiliki keinginan terhadap sesuatu hal adalah perkara yang sudah pasti menjadi bagian dari diri setiap manusia. Bukan tanpa alasan, di samping sebagai pemenuhan terhadap kebutuhan pokok keinginan sejatinya juga wujud dari sebuah pencapaian. Meski pun demikian, tidak semua orang benar-benar beruntung untuk bisa dengan mudah atau sesegera mungkin mendapatkan hal yang diinginkan. Selain usaha, anjuran untuk berdoa juga menjadi langkah yang disinyalir dapat mempermudah segalanya. Sayangnya, beberapa orang sering kali merasa bimbang tatkala usaha dan doa mereka belum jua membuahkan hasil cemerlang.

Terkait hal ini adakah kira-kira yang bisa kita salahkan? Umat Islam yang beriman tidak pernah menganut paham sejenis hal tersebut. Sebaliknya, jikalau ada pihak yang harus introspeksi diri sudah pasti itu merupakan diri kita sendiri. Bahkan, bisa jadi ada kesalahan yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari atau ketika kita memohon hal yang diinginkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana diketahui dari sahabaț Abu hurairah radhiyallahu ‘anhų, ia berkata bahwasanya Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Berdoalah kalian kepada Allah, dalam keadaan kalian yakin akan di kabulkan. Dan ketahuilah, bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hąti yang lalai dan main-main.” (Shahih at-Tirmidzi: 3479)

Doa adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ketulusan dan kerelaan kita untuk menghabiskan waktu bersama diri-Nya adalah poin utama dari alasan Allah mengabulkan doa dan permohonan kita. Oleh karena itu, keseriusan sangat dibutuhkan ketika kita tengah berkeluh kesah atas jerih payah di dunia atau berniat untuk memanjatkan keinginan. Allah Subhanahu wa Ta’ala begitu menyenangi waktu intim bersama para hamba-Nya. Dia akan dengan sangat rela mendengar sekaligus menyambut setiap detik waktu yang kita luangkan hanya untuk merasakan kebersamaan dengan Satu-Satunya Tuhan Semesta Alam.

Sebaliknya, doa dan segala bentuk permohonan yang dilakukan hanya sebagai ‘tiket’ saja bukanlah inti dari waktu pendekatan bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah tidak suka diduakan, termasuk juga ketika kita sedang melakukan permohonan. Pengutaraan yang setengah-setengah mencerminkan kelalaian dan ketidakseriusan. Sayangnya, tak banyak orang yang memahami hal ini lantas berdalih bahwa Allah yang tak peduli. Pada kenyataannya, kitalah yang tidak ahli dalam memanfaatkan waktu bersama Ilahi. Maka dari itu, luruskan niat saat ingin mendapatkan hajat. Luangkan waktu hanya untuk bermunajat. Jauhkan segala bentuk nikmat dunia yang mungkin terlintas di kepala agar Allah Ta’ala memahami ketergantungan kita.