Jangan Dulu Bangga, Kehadiran Anak bisa jadi Ujian Orang Tua

Dianugerahi anak keturunan mungkin bukanlah takdir seluruh umat manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan satu-satunya yang memiliki kendali akan hal tersebut. Anak keturunan adalah amanah yang diturunkan Allah pada mereka yang dikehendaki oleh-Nya. Maka dari itu, umat Islam dilarang bersedih hati tatkala amanah tersebut belun sampai kepada mereka. Sebaliknya, bagi mereka yang diamanahkan keturunan hendaknya tidak dengan mudah menyia-nyiakannya.

Bukan tanpa alasan, pasalnya kehadiran anak tidak melulu bertujuan sebagai amanah saja. Allah juga dapat menghendaki mereka sebagai ujian bagi beberapa pasangan orang tua. Terutama dalam menjalani kehidupan di dunia, hendaknya umat Islam menghindari diri dari sifat berbangga-bangga akan kemampuan memiliki keturunan. Sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.“ (QS. al-Hadid: 20)

Ayat di atas menjelaskan tentang larangan untuk tidak berbangga-bangga terhadap anak keturunan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa sejatinya kehidupan di dunia hanyalah sebuah ujian saja. Maka, segala hal yang ada di dunia juga merupakan ujian bagi umat manusia termasuk anak-anak mereka. Anak-anak adalah bentuk ujian yang dapat memungkinkan pasangan orang tua buta dalam cara mendidik mereka. Bahkan tidak jarang, anak-anak juga dijadikan alasan untuk mencari kekayaan yang haram.

Hal tersebut akhirnya membuat para pasangan orang tua menjadi lupa diri terhadap tujuan yang sebenarnya bagi Allah menurunkan amanah kepada mereka. Hendaknya, orang tua harus dapat memanfaatkan dengan tepat kesempatan bagi mereka untuk mendidik buah hati tercinta agar mengenal tauhid. Upaya tersebutlah yang sejatinya dapat bermanfaat bagi pasangan orang tua. Anak-anak yang memahami syariat Islam dapat menjadi alasan bagi orang tua dengan mudah masuk Surga.

Maka dari itu, jauhilah segala macam godaan yang mungkin timbul akibat anak-anak. Sejatinya godaan tersebut datang dari setan. Jika pasangan orang tua membiarkan godaan ini merasuki hati mereka, maka putus sudahlah kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang berkah karena kehadiran anak-anak. Sebaliknya, manfaatkanlah kesempatan memiliki keturunan ini untuk dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. InshaAllah, keluarga yang ahli dalam perihal tauhid akan tumbuh menjadi golongan yang dicintai oleh Allah.