Istighfar dan Tobat, Rutinitas Harian Demi Hidup yang Lancar dan Selamat

Sifat alami manusia yang pelupa menjadi alasan utama dari timbulnya berbagai perbuatan dosa. Hal ini bahkan sering kali diperburuk oleh rasa ingin coba-coba. Sayangnya, tak semua orang mampu menguasai keadaan dirinya. Beberapa orang justru sulit menghentikan perbuatan yang diawali dari rasa penasaran. Maka dari itu, mengingat bahwa kita tidaklah selalu sempurna alangkah baiknya jika kita dapat secara rutin memohon ampun serta bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas perbuatan dosa yang disengaja atau pun tidak.

Bukan tanpa sebab, pasalnya Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam saja memiliki kebiasaan secara rutin meminta ampun dan bertobat kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam satu hari. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya beliau bersabda,

Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertobat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (Shahih Bukhari 5832)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu kebiasaan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam yang dilakukan setiap harinya. Kepada para sahabat dan umatnya, beliau menyampaikan bahwa ia selalu menyempatkan diri untuk beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebanyak tujuh puluh kali setiap harinya. Tak sekedar sampai di situ saja, Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam juga melengkapi kebiasaan ini dengan senantiasa bertobat pada Allah. Sungguh, perbuatan yang dilakukan beliau ini amatlah mulia.

Bagaimana tidak? Kita semua mengetahui bahwa Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam sudah dijamin masuk Surga. Namun beliau tidak tinggi hati dan merasa percaya diri begitu saja. Rasulullah pun menyadari bahwa dirinya juga manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan. Maka dari itu, beliau pun berusaha untuk dapat selalu memohon ampunan kepada Allah. Hal baik ini juga seharusnya dapat menjadi bagian dari rutinitas harian kita. Bukan tanpa alasan, pasalnya kita adalah insan yang dilengkapi dengan sifat alami mudah khilaf.

Oleh karena itu, ada baiknya jika kita dapat selalu mawas diri untuk siap siaga memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kapan pun kita dilanda kekhilafan. Semoga dengan langkah baik ini, kita dapat selalu berusaha menghindari diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskan hidup kita pada perbuatan dosa-dosa lainnya di masa yang akan datang. Tak hanya itu, kebiasaan baik ini juga diharapkan dapat membuahkan keberkahan dan keselamatan bagi hidup kita sebagai bentuk balasan dari Allah terhadap upaya kita yang selalu berusaha menahan diri dari godaan yang berujung pada dosa.