Menyembelih hewan qurban di Hari Raya Idul Adha adalah sebuah ibadah yang sangat dianjurkan bagi siapa saja yang memiliki kelapangan. Hukum ibadah qurban adalah sunnah muakkad, dimana pelaksanaannya sangat – sangat dianjurkan dengan penekanan yang hampir mendekati wajib. Anjuran ini bahkan tertera secara jelas dalam Al – Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),“ (QS. Al-Hajj: 34)
Ayat di atas menjelaskan tentang keutamaan ibadah qurban untuk dilakukan oleh mereka yang diberi kelapangan rejeki. Tujuannya adalah agar mereka semakin mendekatkan diri dan mensyukuri nikmat yang Allah karuniakan padanya. Hal tersebut sejatinya juga termasuk ke dalam salah satu hikmah dari pelaksanaan ibadah qurban.
Tidak hanya itu, qurban juga merupakan salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah SWT. Bahkan perhitungan pahalanya cukup berat di akhirat kelak. Bukan tanpa alasan, pasalnya setiap bagian tubuh hewan yang disembelih akan bersaksi atas amal baik yang kita lakukan di dunia. Dalam sebuah hadist, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah)
Dari hadist di atas dapat kita ketahui bahwa ibadah qurban memang sangat utama. Berqurban juga dapat membawa kegembiraan bagi orang lain. Hasil penyembelihan yang dibagikan pada kaum dhuafa tentu dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan pangan hariannya. Bahkan qurban juga jadi salah satu tanda ketaqwaan dan kepatuhan hamba pada Allah SWT.
Hal ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dapat kita ketahui bahwasanya kisah keduanya mengajarkan kita tentang kesabaran antara ayah dan anak dalam melaksanakan perintah Allah. Sepatutnya kita dapat meniru dan meneladani betapa taat dan taqwanya kedua Nabi yang kita yakini ini pada Allah SWT.