Amal adalah sumber dari datangnya pahala. Demi mendapatkan pahala, banyak orang yang berlomba-lomba memperkaya amalan. Sayangnya, kadang kala tujuan dari pelaksanaan amalan atau ibadah tertentu sering kali melenceng dari awalnya. Yang tadinya ingin mendapatkan pahala, akibat menerima sedikit sanjungan dari orang sekitar akhirnya berubah hanya ingin memeroleh pujian.
Pada kenyataannya, hal tersebut sejatinya justru menjauhkan kita dari kebaikan. Bukan tanpa alasan, pasalnya tak ada amalan yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali yang dilakukan dengan ikhlas dan semata-mata hanya mengharapkan reda-Nya saja. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah ‘Azza wa Jalla tidak menerima suatu amalan kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas demi mencari keredaan-Nya semata.” (HR. Abu Daud & Nasa’i)
Hadist di atas menjelaskan tentang kunci utama diterimanya amalan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya menyampaikan bahwa tidak semua amalan ibadah diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkait hal ini, beliau menyatakan bahwa hanya amal ibadah yang didasari dengan keikhlasan saja yang mampu mengetuk pintu hati Allah untuk menerima amalan yang diperbuat oleh hamba-Nya.
Sebaliknya, amal ibadah yang dilakukan hanya untuk mendapatkan sanjungan dan pujian orang lain tidak akan pernah dipandang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa sebab, pasalnya orang-orang tersebut tanpa mereka sadari telah menomor – duakan Allah. Mereka lebih menyenangi pujian yang dapat hilang cepat dibanding dengan rahmat Allah Ta’ala. Maka dari itu, Allah pun enggan menerima amalan tersebut.
Naudzulillah min zalik.