Menjadi insan yang sempurna mungkin saja kerap dikaitkan dengan kemampuan melaksanakan segala hal secara seimbang. Mulai dari urusan dunia hingga akhirat, seseorang dinilai sempurna ketika kedua hal tersebut dapat berjalan bersama beriringan. Tidak jarang, hal ini terkadang dianggap sebagai sebuah tuntutan yang tidak secara langsung diungkapkan. Pada akhirnya, kebanyakan di antara kita merasa cukup terbebani untuk bisa tetap dianggap sempurna. Pada kenyataannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menuntut hamba-Nya untuk bisa melakukan beragam hal yang berhubungan dengan duniawi hingga akhirat.
Tugas utama manusia di muka bumi ini untuk beribadah kepada Allah. Namun, perlu dipahami bahwa hal ini harus diimbangi dengan sikap yang mampu mendatangkan rasa cinta Allah Ta’ala kepada kita agar Dia meridai segala hal yang kita perbuat. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mendatangkan cinta Allah adalah dengan menjauhi sifat yang dibenci oleh-Nya, yakni keras kepala dan suka membantah. Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda yang sebagai berikut ini,
“Manusia yang paling dibenci Allah adalah yang keras kepala dan suka membantah.” (Shahih Bukhari 6651)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu pendapat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang jenis orang yang dibenci Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwa orang-orang yang keras kepala adalah salah satu golongan orang yang amat dibenci oleh Allah. Mereka yang keras kepala biasanya sangat sulit untuk menerima masukan atau nasehat. Hal ini membuat mereka kesulitan mengatur hidupnya sendiri dan mudah terjerumus hal-hal buruk karena biasanya akan selalu bertentangan dengan gaya hidup manusia normal.
Tak hanya itu, sifat lain dalam diri manusia yang juga dapat membuat Allah Ta’ala benci kepada dirinya adalah yang suka membantah. Kebiasaan ini sejatinya tidak jauh beda dengan sifat keras kepala. Orang-orang yang suka membantah tidak mampu menerima kebenaran. Mereka akan selalu mengelak perkataan orang lain dengan berbagai cara untuk menggulingkan pendapat seseorang. Orang-orang yang suka membantah juga sulit diatur. Hal ini membuat diri mereka gemar mencob-coba berbagai hal tanpa pernah peduli dampaknya terhadap kehidupan mereka.
Baik yang keras kepala atau pun suka membantah, Allah membenci keduanya. Sikap tersebut bukanlah ciri khas dari seorang Mukmin. Mukmin yang baik memiliki pemikiran yang terbuka dan akan selalu menerima masukan yang membawa kebaikan bagi dirinya. Mukmin yang baik juga tidak akan membantah kebenaran. Hal ini dilakukannya lantaran mereka paham bahwa terdapat banyak orang baik yang peduli terhadap dirinya. Inilah mengapa orang-orang Mukmin pun mampu memiliki kehidupan yang terbilang cukup sempurna karena biasanya akan jauh dari masalah. Jikalau terdapat masalah, maka hal tersebut adalah cobaan tanda kecintaan Allah Ta’ala kepadanya.