Pahala dan juga ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan tujuan umum yang biasa diharapkan umat Islam dalam menjalankan puasa Ramadhan. Sayangnya, tidak banyak yang tahu bahwa sejatinya dibutuhkan upaya yang tepat agar tujuan tersebut bisa didapatkan. Memahami hal-hal yang menjadi syarat sahnya puasa adalah satu di antaranya. Tidak hanya itu, umat Islam juga dianjurkan untuk mengetahui perkara yang menjadi rukun puasa.
Setidaknya, terdapat dua hal yang termasuk dalam rukun puasa. Pertama, melakukan niat baik secara lisan maupun hati dan pikiran. Agar mampu memenuhi rukun puasa, niat tersebut hendaknya tak sekedar diutarakan saja tapi juga dihayati dalam hati dan pikiran kita. Upaya ini tak hanya dapat memperkokoh faedah puasa saja tapi juga maknanya. Berikut bacaan niat yang bisa kita lafalkan:
Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala.
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
Setelah membaca dan menghayati niat berpuasa, seorang Muslim juga hendaknya mampu menjaga diri dari segala hal yang membatalkannya. Tersulut emosi, makan dan minum, hingga bersenggama di siang hari adalah beberapa contoh hal yang mampu membuat puasa kita rusak. Agar tetap pada rukunnya, semua perkara tersebut wajib bagi kita untuk dapat menahannya dari terbit fajar (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari.
Di sisi lain, kemampuan diri untuk bisa menahan dari segala hal yang membatalkan puasa adalah termasuk dalam upaya untuk membuat ibadah kita menjadi semakin berkualitas. Hal tersebut sejatinya merupakan cerminan dari ketaatan seorang hamba pada Rabb-nya Maka dari itu, sebaik-baiknya balasan bagi mereka yang mampu menjaga rukun puasa adalah ridha sekaligus pahala luar biasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.