Doa Memohon Perlindungan dari Hilangnya Nikmat Tiba-Tiba

Hidup dalam kondisi aman dan nyaman sejatinya merupakan nikmat yang luar biasa. Bagaimana tidak? Keberuntungan bukan menjadi hak setiap orang. Oleh karenanya jika kita termasuk dalam golongan orang-orang yang dapat menjalani hidup dengan berbagai kebaikan sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski pun demikian, tidak ada satu pun orang yang mampu menolak takdir. Ada beberapa golongan yang selalu diliputi kebahagiaan. Ada pula yang harus merelakan hidup dengan berbagai pengorbanan. Namun, sering kali kebanyakan dari umat manusia tidak siap atas perubahan yang tiba-tiba dialaminya.

Terutama jika perubahan tersebut berkaitan dengan datangnya bencana atau bahkan dicabutnya nikmat duniawi. Terkait hal ini, umat Islam sejatinya dianjurkan oleh Rasulullah untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan berbagai hal yang mungkin akan terjadi. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan senantiasa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala perlindungan dari kesedihan akibat nikmat yang hilang. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda tentang doa perlindungan dari bencana tiba-tiba yang berbunyi sebagai berikut ini,

“Allohumma Innii Auudzu Bika Min, Zawaali Nimatik, Wa Tahawulli Aafiyatik, Wa FuJlaaati Niqmatik, Wa Jamifi Sakhothik.” Yang artinya,

Ya Allah aku meminta perlindungan-Mu dari hilangnya nikmat-Mu (dari diriku), dan hilangnya kesehatan yang Engkau berikan, dan datangnya hukuman-Mu secara tiba-tiba dan aku berlindung dari semua kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739)

Doa di atas adalah salah satu langkah perlindungan yang dimanfaatkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam untuk memohon perlindungan pada Allah Ta’ala dari musibah yang terjadi tiba-tiba. Baik dari segi hilangnya nikmat yang bersifat duniawi, kesehatan, juga hukuman atas kemurkaan Allah, doa di atas mewakili segalanya. Hendaknya kita dapat mengamalkan dengan rutin seusai melaksanakan salat atau pun dalam perjalanan dan pekerjaan agar perlindungan Allah Ta’ala senantiasa mengiringi hidup kita. Meski pun demikian, sejatinya hal ini tidak bisa dicapai hanya dengan berdoa saja. Kita juga perlu berusaha menghindari sebab dari hilangnya atau dicabutnya nikmat oleh Allah.

Salah satu penyebab umum yang sering dilakukan umat manusia adalah kufur terhadap nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kufur sendiri adalah sikap tidak mengakui dan mensyukuri pemberian Allah. Selain dapat hilang, nikmat yang diperoleh juga menjadi tidak berkah. Selain itu, kurang bersedekah juga dapat menjadi sebab dari hilangnya nikmat. Rasa enggan berbagi timbul karena kita kurang peduli pada sesama dan takut menjadi miskin. Terakhir dan tak kalah penting, perbuatan maksiat dan dosa juga dapat mempengaruhi kebaikan. Jika selama ini kita hidup dalam lingkaran dua hal buruk tersebut, bertobatlah sesegera mungkin agar rahmat Allah Ta’ala bisa kembali secara perlahan.