Deretan Keutamaan Berhaji: Jaminan Masuk Surga Tanpa Proses Hisab

Selain merupakan bagian dari kewajiban umat Islam, ibadah haji sejatinya juga tanda dari ketaatan hamba pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketaatan tersebut dinilai oleh Allah melalui kesediaan kita untuk menyisihkan sebagian rezeki duniawi demi mewujudkan ibadah haji. Hal ini nyatanya juga merupakan bagian dari upaya seorang hamba dalam mensyukuri segala nikmat yang diterimanya. Demi menghargai besarnya pengorbanan yang dilakukan seseorang demi melancarkan pelaksanaan ibadah haji, tentu saja Allah Subhanahu wa Ta’ala tak segan dalam menurunkan berbagai keutamaan, salah satunya adalah jaminan masuk Surga tanpa proses hisab.

Hal ini sebagaimana diketahui dari Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha yang berkata bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Siapa saja yang keluar berhaji atau umrah melalui jalan ini, lalu meninggal di dalamnya, niscaya ia tidak ditampakkan dan tidak dihisab, lalu dikatakan kepadanya: Masuklah kamu ke surga. Aisyah radliyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sungguh Allah bangga terhadap orang-orang yang thawaf.” (HR. At-Thabarani, Abu Ya’la, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu keutamaan dari rangkaian ibadah haji yakni tawaf. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan jaminan masuk Surga kepada hamba-Nya yang melakukan tawaf di Tanah Suci. Tak sampai di situ saja, jaminan masuk Surga tersebut pun bisa langsung didapatkan tanpa perlu melalui proses hisab. Seperti yang kita sering dengar, hisab sendiri adalah proses perhitungan amal baik dan amal buruk yang akan dilalui oleh setiap manusia di akhirat kelak. Saat ini, proses tersebut mungkin terdengar biasa saja.

Namun, tatkala Allah kelak memulai proses ini dipastikan bahwa tidak ada satu pun manusia yang mampu melaluinya dengan bahagia. Seluruh tindak tanduk kita di dunia dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hisab juga menjadi penentu apakah seseorang bisa masuk Surga atau justru Neraka. Di saat ini jugalah, setiap orang membutuhkan syafaat. Namun, apalah daya perbuatannya di dunia tak mampu menjadi alasan bagi dirinya untuk menerima syafaat. Berbeda dengan orang-orang yang berupaya keras untuk bisa memenuhi panggilan Allah ke Baitullah. Mereka yang menjalani haji atau pun umrah secara sungguh-sungguh bahkan hingga mungkin harus menemukan ajal di sana, maka Allah akan memasukkan mereka ke Surga tanpa hisab.

Meski pun demikian, bukan berarti kita diperbolehkan mengharapkan mati di Tanah Suci. Bahkan bukan berarti pula bahwa kita bisa menyengajakan terjadinya kematian di sana hingga bunuh diri atau membuat kondisi tubuh lemah begitu saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci hamba-Nya yang demikian. Sejatinya Allah justru menyukai hamba-Nya yang sehat dan berusaha menjaga kesehatan untuk bisa terus bersemangat beribadah dan berbuat kebaikan. Maka dari itu, hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak nilai pahala selama berhaji atau umrah. Fokuskan diri hanya untuk semata-mata beribadah pada Allah Ta’ala saja demi mencapai haji yang mabrur. Semoga dengan segala upaya ini berbagai keutamaan yang dijanjikan oleh Allah bisa kita dapatkan.