Cara Mudah Menanamkan Ketauhidan dalam Hati Anak-Anak

Anak-anak terlahir bagaikan kertas putih, tanpa dosa dan kesalahan sedikit pun. Bagaimana ia tumbuh tentu saja akan sesuai dengan keyakinan dan kebiasaan kedua orang tuanya. Terkait hal ini, sering kali para orang tua dianjurkan untuk dapat menjadi satu-satunya contoh terbaik bagi anak yang mampu memberikan keyakinan dan kekuatan bagi tumbuh kembang mereka. Salah satu di antata banyak proses tumbuh kembang yang akan mereka alami adalah terkait keyakinan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kebiasaan untuk membaca basmalah, alhamdulilah, hingga mengucapkan salam adalah beberapa hal dasar yang bisa dilakukan anak untuk menanamkan ketauhidan dalam diri mereka. Namun, sering kali orang tua justru kewalahan saat mendengar buah hati mereka melontarkan pertanyaan tentang keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lantas, adakah yang bisa kita sampaikan mengingat Allah adalah Dzat Maha Agung yang tidak terlihat? Mari kembali pada al-Qur’an sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS. Taha: 5)

Ayat di atas menjelaskan tentang cara Allah Subhanahu wa Ta’ala menerangkan hamba-Nya terkait keberadaan diri-Nya. Allah Yang Maha Pengasih bersemayam di atas ‘Arsy. Tak ada yang mengetahui secara pasti apa itu ‘Arsy. Namun, para ulama melalui tafsir Ibnu Kasir memahami ‘Arsy sebagai kedudukan Allah atas tahta-Nya dan tidak boleh disamakan dengan cara seseorang duduk di atas singgasananya. Allah Subhanahu wa Ta’ala bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan mahluk ciptaan-Nya.

Kepada anak-anak, kita juga wajib memberikan pengertian yang sama dengan tafsiran para ulama. Namun, untuk mempermudah pemahan buah hati akan ke-Esaan Allah, hendaknya orang tua menambahkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya Tuhan. Tidak ada yang seperti diri-Nya serta tidak ada pula yang patut disembah seperti Dia. Maka, keberadaannya yang bersemayam di atas ‘Arsy pun tidak ada yang sanggup menyerupai-Nya.

Meski terdengar sederhana, namun tetap saja tidak semua anak-anak mampu memahami sesuatu dengan cara yang sama. Orang tua perlu memiliki kesabaran yang tinggi dalam menjelaskan hal ini. Tak hanya memang sulit dipahami, ketauhidan sebaiknya perlu menyertai keyakinan dalam hati. Dengan begitu, anak-anak lebih mudah menerima bahwa keberadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat kita rasakan dalam hati. Perasaan ini akan semakin menguat ketika kita menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.