Awal Mula Pensyariatan Ibadah Udhiyah di Hari Raya Idul Adha

Pelaksanaan ibadah haji menjadi tanda akan datangnya hari Nahr atau yang biasa kita sebut dengan Idul Adha. Idul Adha sendiri merupakan salah satu hari raya umat Islam yang mana memiliki makna mendalam. Makna tersebut berkaitan dengan kepatuhan Nabi Ibrahim Alaihissalasam atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengorbankan putera tercintanya. Maka dari itu, untuk mengingat momen haru tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun melakukan hal serupa yakni ibadah udhiyah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau akan hal tesebut. Sebagaimana Allah berfirman,

“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2)

Sementara itu, pelaksanaan udhiyah juga telah dengan jelas disyariatkan sesuai dengan riwayat dari Anas bin Malik yang berkata,

Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata: “Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan takbir.” (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966)

Hadist di atas menjelaskan tentang pensyariatan ibadah udhiyah atau yang kita ketahui dengan qurban. Menurut hadist di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berqurban dengan dua ekor kambing berbulu putih bersih yang telah tumbuh tanduknya. Beliau juga menyembelihnya sendiri dengan kedua tangannya sambil membaca basmalah dan takbir. Aktifitas qurban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini akhirnya disepakati oleh banyak ulama sebagai tanda dari pensyariatan ibadah qurban. Umat Islam pun dianjurkan untuk melakukan hal serupa saat hari Nahr tiba.

Meksi pun demikian, sejatinya hingga kini belum diketahui secara pasti keutamaan apa yang ditawarkan dari ibadah udhiyah. Namun, para ulama juga sepakat bahwa ibadah qurban berkaitan erat dengan aktifitas sedekah yang mana biasanya daging hewan yang disembelih akan dibagikan pada masyarakat dhuafa. Selain sebagai tanda syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat yang diberikan, berqurban juga menjadi tanda bahwa kita mengenang kepatuhan dan kesabaran Nabi Ibrahim Alaihissalam yang diuji melalui puteranya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.